Sakit.
Bagai sebuah batu besar yang berada di atas punggungmu, memaksamu untuk jatuh. Hal itu membuat air mataku jatuh tanpa diminta. Aku terus menatap batu nisan di hadapanku walaupun pandangan kabur dikarenakan mata yang basah.
“Dengan begini, dia akan bahagia.”
Lelaki di sampingku berkata. Sepertinya itu ditujukan padaku, mengingat pemakaman telah sepi sekarang—hanya ada kami berdua, sepertinya.