Maxelio Daddy Aldara memanggil, “Dara..."
Aldara datang menghampiri Daddynya, “Ada apa, Dad?”
“Kamu akan di jodohkan dengan anak teman Daddy,” tegas Maxelio.
“APA? dijodohkan? c’mon Dad ini bukan zaman Siti Nurbaya,” ucap Aldara.
Aldara menolak dengan keras hendak di jodohkan oleh kedua orang tuanya, “Dad, Mam, yang benar saja masih main jodoh-jodohan. Pokoknya Dara nggak akan terima di jodohin. TITIK!"
Maxelio tak mau di bantah, “No, Daddy akan tetap jodohkan kamu dengan Renald.”
Aldara sekali lagi menolak kepada kedua orang tuanya, “Renald? Siapa lagi? Dara nggak kenal. Gimana bisa Dara menikah dengan pria yang tak pernah ku cintai?”
Rena sebagai bunda Aldara duduk di sebelah Aldara, lalu memegang tangan Aldara, ”Sayang, tolong patuh yah. Daddy tidak ingin kamu berhubungan dengan pria yang tidak benar perilakunya.”
Ucapan Aldara terpotong oleh Maxelio, “Tapi Dad …”
Maxelio berkata, “Tapi ini demi kebaikanmu, Dara. Kamu harus menikah dengan Renald.”
Aldara menghela napas dengan kasar, “Huft."
Aldara akhirnya menyerah, “Baiklah, aku akan ikuti semua keinginan Daddy.”
Maxelio bibirnya tersenyum merekah, ”Terima kasih sudah patuh, putri Daddy yang cantik.”
Maxelio berkata, “Tiga hari lagi kami ingin kamu menikah dengannya.”
Aldara membelalak, “Apaa? tiga hari lagi, Dad?”
Tangan Aldara mengusap-usap dahinya sambil berkata, “Cepat sekali, Dad.”
Maxelio berkata, “Kami para orang tua sudah mempersiapkannya, kamu dan calon suamimu tinggal terima beres. Tolong ajak anak Mami ini perawatan ke salon.”
Rena menimpali, “Baik, Dad.”