“Selamat pagi, bunda," sapa Renald melepas lengan Aldara, lalu mencium pipi sang bunda.
“Selamat pagi, Nak,” sapa Amira.
Aldara tersenyum kepada Amira.
Kriet!
Renald menggeser kursi makan untuk Aldara, lalu berkata, ”Duduk, sayang. Berdiri mulu capek!”
Aldara duduk di kursi yang di sediakan oleh Renald, sambil berkata, “Terima kasih, hubby.”
Renald melirik Ardhana, lalu menyapanya, “Selamat pagi, Pap.”
Ardhan membalas sapa Renald dengan suara bariton, “Morning, son.”
Ardhana membuka percakapan di pagi hari sebelum memulai sarapan, “Bagaimana tidurmu semalam menantu Papi?”
Aldara yang di tanya oleh Ardhana, ia tersenyum sambil berkata, “Sangat nyaman, Pap."
Tiba-tiba, bi Inah datang dari arah dapur dengan membawa nampan di dalamnya terdapat dua piring yang berisikan pisang goreng crispy hasil olahan Amira yang di bantu oleh Aldara tadi pagi.
Bi Inah mendatangi ruang makan sambil berkata, “Permisi, Tuan, Nyonya, Aden, dan Non. Bi Inah bawa pisang goreng crispy buatan nyonya, lho."
Amira tersenyum ramah pada bi Inah sambil berkata, “Terima kasih, Bi.”
“Sama-sama, Nyonya,” ucap bi Inah berlalu dari ruang makan.
Renald pada saat tangannya sudah mengambil sepotong roti tawar, lalu berkata, “Bunda yang bikin? Aku jadi galau nih, mau sarapan pakai roti atau pisang goreng crispy.”
Aldara mendekati telinga Renald, lalu berbisik, “Hubby, kamu makan saja keduanya tak ada yang melarang.”
Kedua mata Renald membola dan melirik ke arah Aldara sambil berkata, “Wah, idemu bagus, honey!”
Amira menggoda Aldara sambil mengedipkan sebelah matanya, lalu berkata, “Pisang goreng crispy ini special lho, di buatnya penuh dengan cinta, putri Bunda sudah bangun pagi-pagi, lalu bantuin Bunda buat pisang goreng crispy ini.”
Renald langsung menoleh ke arah istrinya, dan bertanya, “Benar kata bunda, honey?”
Aldara mengangguk.
Renald dengan semangat berkata, “Jika begitu aku akan makan lebih dulu pisang goreng crispy ini!"
Pada saat Renald ingin mengambil pisang goreng crispy di piring, tiba-tiba tangannya di pukul oleh tangan Ardhana, “Huss, jangan di habiskan pisang goreng crispynya, papi juga mau!"
“Ck,” decak Renal kesal.
“Sudah Papi sama Renald ambil masing-masing satu cobain kalau ketagihan bisa nambah,” ucap Amira.
“Bisa nambah, Bun?” tanya Renald.
“Bunda buat banyak?” tanya Ardhana.
“Ya, nggak toh. Kalau mau nambah Papi sama Renald buat sendiri saja,” canda Amira.
Aldara merasakan kehangatan di rumah Renald.
Amira melirik Aldara diam saja, lalu berkata, “Ayo sayang, pisang gorengnya di ambil, jangan sampai di habisi oleh Renald dan Papinya!”