Bunga Tak Bertangkai

Moycha Zia
Chapter #7

Chapter # 7 Kampus

Mobil Aldara memasuki wilayah kampus tercinta, ia segera memilih tempat parkiran yang menjadi tempat favoritnya. Setelah mendapat tempat parkiran favoritnya, ia berdandan tipis di dalam mobil dengan memoleskan make up secara natural tidak terlalu menor hanya untuk menambahkan blush on dan liptint agar terlihat segar. 

Jedug!!

Aldara meringis pada saat menutup mobil sedikit di banting dan berpikir, “Aduh, semoga mobilnya tak sakit.”

Aldara berjalan menyusuri koridor-koridor kampus dengan tenang, ia sebenarnya ingin berlari, namun melihat jam yang berada di tangannya, lalu mengingat jam mata kuliah pertama sudah habis, maka percuma saja berlari tak akan terkejar.

Suasana siang hari yang sangat cerah dan terik, menyinari ruang kelas pada sebuah kampus, dimana langkah Aldara memasuki ruang kelas tersebut dengan tenang, kondisi kelas masih kosong. Ia mengingat jika memiliki tugas yang di berikan oleh dosen waktu itu, maka segera mengeluarkan laptopnya beserta buku dan alat tulisnya.

Aldara tengah fokus mengerjakan tugas yang di berikan, ia membutuhkan konsentrasi tinggi untuk menyelesaikan tugas tersebut, sehingga dirinya tenggelam dalam sebuah informasi dan pengetahuan yang ia telaah saat ini.

Seharusnya tak ada gangguan saat Aldara mengerjakan tugasnya. Tiba-tiba, Merca teman satu kelas Aldara memasuki ruangan dengan bersenandung, langkahnya sangat ringan, ”Du … Du … Du…” Merca berhenti bersenandung, ia melihat Aldara sedang serius dengan tugasnya, bibirnya terangkat menunjukkan senyum tersembunyi, langkah kakinya di percepat dengan mendekati arah Aldara.

“Hallo, Aldara cantik. Kau rajin sekali rupanya. Selalu bekerja keras di kelas!” godaan Merca dengan menapakkan tangannya di atas meja.

Aldara menghembuskan napas dengan kasar dan tersenyum kecut, ia mengetahui jika itu suara Merca yang akan mengganggu.

“Kamu bisa saja, Merca. Tapi terima kasih atas pujiannya,” ucap Aldara dengan tersenyum tipis.

Merca terkekeh riang sambil mendekatkan tubuhnya ke arah Aldara, lalu berkata, ”Ayolah, Aldara, jangan terlalu serius. Cobalah untuk sedikit bersenang-senang saat di kampus, kita masih muda untuk menkmati waktu yang ada.”

Aldara tercengang melihat tingkah absurd Merca teman satu kelasnya itu. “Nanti kita akan bersenang-senang, setelah aku menyelesaikan tugas ini dulu, oke!” ucap Aldara dengan penuh tekad.

“Good. Ayo kita ke Mal!” ajak Merca.

Meskipun masik sibuk dengan tugas yang banyak, Aldara tersenyum ketika Merca mengajaknya main ke Mal, lalu bertanya, “Merca, tumben kamu mengajak main? Apakah kamu tidak bekerja, sehingga memiliki waktu luang?”

Merca menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum dan berkata, “Aku saat ini punya waktu luang, karena mendapatkan jatah libur. Mari kita keluar sebentar dan bersantai sejenak untuk menghabiskan waktu bersama.”

Aldara terkekeh pelan, lalu bertanya kembali, ”Merca, kamu ingin membeli sesuatu di Mal? Atau ada yang ingin kau lakukan di sana?’

Merca mengendikkan kedua bahunya dan berkata, “Entahlah, aku juga takt ahu. Aku hanya merasakan bosan dengan aktifitas yang ku jalani saat ini, jadi ingin main keluar saja. Bukankah penting untuk menikmati waktu luang tanpa ada rencana apapun?”

Aldara mengangguk-anggukan kepalanya, ia mengerti dengan ajakan Merca secara spontan. ”Betul itu dan aku setuju dengan pendapatmu, kita butuh untuk melepaskan tekanan yang ada pada diri sendiri. Cuss! Mari kita berangkat ke Mal dan bersantai sejenak,” ucap Aldara bersemangat.

Lihat selengkapnya