Bunga Tak Bertangkai

Moycha Zia
Chapter #12

Chapter # 12 Rencana Malya dan Serlin

Beberapa menit kemudian ….

Merca berkata, “Akhirnya sampai deh, ruang kelas tercinta."

Aldara berkata, “Iya."

Falya melengos begitu saja, ia ingin segera duduk di tempatnya.

Merca menunjuk dengan dagunya, “Lihat dia pasti ingin duduk di dekat jendela tuh!”

Aldara terkekeh pelan sambil berjalan beriringan dengan Merca, mereka mendekati Falya yang sudah duduk di tempatnya.

Merca berkata, “Dasar kau! Pilih tempat di dekat jendela."

Falya berkata tertawa kecil, “Iya dong! Biar bisa cuci mata, jika yang lewat ke kelas ini cogan. Kalian duduk di belakangku saja."

Aldara berkata, “Aku akan duduk di sampingmu saja."

Merca berkata, “Aku akan di depanmu."

Falya berkata, “Ya ... ya ... ya terserah kalian."

Masuklah seorang dosen ke ruang kelas mereka, semua mahasiswa pun sudah masuk ke dalam kelas, maka mereka siap untuk materi yang akan di berikan oleh dosennya.

Cuaca mulai berubah, angin mulai bertiup dengan kencang, suara guntur mulai terdengar, selepas selesai kelas bubar hujan pun turun dengan lebat.

Aldara, Merca dan Falya yang sudah siap untuk pulang kembali masuk ke dalam kelas.

Aldara bertanya, "Merca, Falya, Maaf aku tinggal ya, sudah waktunya salat atau kalian mau ikut aku ke mesjid?"

Merca berkata, "Baiklah kami ikut, sekalian saja aku salat di mesjid kampus."

Falya berkata, "Maaf aku sedang ada tamu bulanan, jadi aku tunggu di luar ya!"

Aldara menyahut, "Baiklah."

Merca, Falya dan Aldara berjalan beriringan menuju mesjid kampus setelah berada di depan mesjid. Merca dan Aldara segera melepas sepatu, lalu mengambil wudhu dan setelah itu segera melaksanakan salat.

Falya yang semula ikut ke mesjid bersama Merca dan Aldara, ia mengirim pesan lewat Merca, jika ia ada keperluan mendadak.

Hujan yang sangat deras mengguyur sebuah kota mamera membuat Aldara dan Merca tak bisa pulang.

Merca berkata, "Kita tunggu hujan reda, ya."

Aldara berkata, "Iya. aku cemas sama kamu kan menggunakan motor."

Merca berkata, "Duh, aku punya teman baik sekali."

Huja semakin lebat seperti taka da tanda-tanda akan berhenti. Angin pun berhembus dengan kencang.

Wajah Merca lesu, lalu berkata, “Yaah, hujannya makin deras."

Aldara mengajak Merca, “Aku antar pulang saja, yuk!”

Merca bertanya, “Motorku, gimana?”

Aldara Terkekeh, ”Ups sorry Merca, aku nggak ingat dengan motormu.”

Aldara berkata kembali, “Oke, kita tunggu saja beberapa menit lagi."

Merca mengangguk, “Semoga hujan cepat reda."

Setelah Merca mengucapkan hal tersebut, hujan benar-benar reda.

Aldara melirik Merca di sampingnya, “Alhamdullilah hujan telah reda. Doa kamu terkabul, Merca!”

Merca berkata, “Alhamdullilah. Ayo kita pulang!”

 

Ting!


Ponsel Aldara berbunyi. Aldara segera melihat isi pesan pada ponselnya itu.

Lihat selengkapnya