Bunga Tak Bertangkai

Moycha Zia
Chapter #16

Chapter # 16 Aldara Sadar

Aldara mencoba menggerakan tubuhnya, merasakan nyeri samar. Wajahnya sedikit meringis, ”Sssshhh …”

Renald berkata, “Jangan banyak bergerak dulu, sayang. Kamu baru selesai operasi besar."

Aldara bertanya, “Aku dimana?”

Perawat mendekat, lalu tersenyum ramah, ”Anda di ruang pemulihan, Ibu Aldara. Operasi berjalan lancar. Ibu sudah siuman. Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Ada yang sakit?”

Aldara mencoba mengingat, ”Aku mimpi buruk sangat panjang.”

Pandangan Aldara kembali menatap Renald matanya berkaca-kaca.

Aldara berkata, “Renald, aku takut sekali. Aku takut tidak bisa melihatmu lagi. Tidak bisa."

Renald segera memotong ucapannya, menggenggam tangannya lebih erat.

Renald berkata sambil menempelkan telunjuk pada bibirnya, “Ssstt…Jangan bicara begitu, sayang. Kamu di sini, bersamaku. Bersama kita semua. Kamu sudah berjuang. Dan kamu berhasil. Jangan pernah berpikir seperti itu lagi, ya."

Rena mengusap kepala Aldara, ”Kita semua di sini untukmu, Nak. Selalu.”

Air mata Aldara menetes dari sudut matanya. Ia merasakan kelegaan yang luar biasa sekaligus kelelahan yang mendalam. Ia menatap satu per satu wajah orang-orang yang di cintainya, ”Terima kasih. Terima kasih sudah menungguku.”

Renald berkata, “Kami tidak akan pernah berhenti menunggumu, sayang. Kamu adalah segalanya bagiku."

Renald mencium kening Aldara dengan penuh kasih sayang. Ruangan hening sesaat, di penuhi haru dan syukur. Aldara memejamkan mata, merasakan kehangatan dari sentuhan dan kehadiran orang-orang terdekatnya.

Aldara berkata dengan pelan, ”Aku lelah sekali.”

Perawat tersenyum, ”Itu wajar, Bu. Istirahatlah. Kami akan memantau kondisi Ibu.”

Renald kembali menggenggam tangan Aldara, menatapnya penuh cinta dan kelegaan. Keluarga yang lain mengamati Aldara dengan senyum tipis di wajah mereka, rasa syukur yang terpancar.

Perawat pamit, “Baiklah, saya permisi. Jika perlu sesuatu, silahkan tekan tombol yang ada di belakang kepala ranjang, ya.”

Rena berkata pada perawat, “Terima kasih, Sus."

Ardhana mendekat ke arah Renald, “Ren, Papi sama Mami mau pamit pulang dulu, ya. Papi nggak bisa lama-lama ninggalin perusahaan.”

Renald berkata, “Baiklah, biar aku saja yang jaga di sini."

Ardhana mengajak Amira, lalu berpamitan dengan Maxelio dan Rena.

Beberapa menit berlalu. Maxelio dan Rena pun pamit pada Aldara dan Renald.

 

Lihat selengkapnya