Bunga Tak Bertangkai

Moycha Zia
Chapter #26

Chapter # 26 Falya dan Merca menghibur Aldara

Kantin kampus yang cukup sepi. Aldara duduk lesu dengan mata bengkak, Falya dan Merca menemaninya.

Aldara menumpahkan kepedihannya, Falya dan Merca mendengarkan dengan prihatin.

Falya mengusap punggung Aldara, “Ra, kamu harus tenang. Ceritan secara pelan-pelan. Kita di sini untuk kamu.”

Aldara dengan suara parau, “Tenang? Bagaimana aku bisa tenang, Fal? Bagaimana? Dia menikah lagi! Di belakangku! Selama ini aku bodoh! Aku percaya sama dia! Aku pikir dia sibuk kerja, sibuk dengan proyek-proyeknya. Ternyata dia sibuk membangun kebahagiaan lain!”

Merca menghela napas dengan menatap tajam, “Jadi benar? Dia benar-benar menikah dengan Malya?”

Aldara mengangguk lemah, air matanya kembali mengalir deras, “Iya, Mer. Aku menemukan bukti foto-foto pernikahan mereka. Pernikahan mereka, Mer! Bukan hanya sekadar selingkuh, ini sudah terencana! Ini pengkhianatan palin kejam!”

Falya berkata, “Astaga, Ra. Aku tidak menyangka Renald bisa sekejam itu. Dia terlihat sangat mencintaimu.”

Aldara tertawa getir di sela-sela tangisannya, “Cinta? Itu hanya topeng, Fal! Hanya sandiwara! Selama ini dia pandai sekali berakting. Aku merasa seperti orang paling bodoh di dunia.”

Merca berkata, “Lalu, bagaimana? Apa yang akan kamu lakukan?”

Aldara mengusap air matanya dengan kasar, “Aku tidak tahu, Mer. Otakku saat ini untuk masalah seperti itu seakan buntu. Hatiku remuk, aku ingin berteriak dan menghilang. Tapi aku tidak bisa. Aku harus kuat. Aku harus hadapi ini.”

Falya berkata, “Ra, kamu yakin mau langsung ambil tindakan? Mungkin kamu butuh waktu untuk menenangkan diri dulu.”

Aldara berkata, “Waktu? Aku sudah membuang banyak waktu untuk kebohongan ini, Fal. Aku sudah memberikan seluruh hidupku padanya. Dan dia membuangnya begitu saja. Aku tidak bisa lagi menunda. Aku harus menghadapinya!”

Merca berkata, “Renald itu memang buaya darat! Beraninya dia melakukan ini padamu. Aku tidak habis pikir.”

Aldara mengepalkan tangan dengan menatap kosong ke depan, “Aku juga tidak menyangka, Mer. Aku bahkan tidak mengenali pria yang tidur di sampingku selama bertahun-tahun. Apakah semua ini hanya tipuan? Cinta kami, janji-janji kami, apakah semuanya palsu?”

Hening. Falya, Merca, dan Aldara dalam pikirannya masing-masing.


****

Keesokan harinya, Falya dan Merca main ke rumah Aldara untuk menghiburnya yang sedang sedih.

 

Ting! Tong!

 

Bel rumah Aldara berbunyi, seorang art membukanya.

 

Cklak!

 

Pintu rumah Aldara terbuka.

 

Lihat selengkapnya