Bunga Tak Bertangkai

Moycha Zia
Chapter #33

Chapter # 33 Berduka

Cklak!


Maxelio dan Rena masuk ke dalam ruangan dokter, lalu mereka duduk berhadapan dengan dokter. Wajah dokter terlihat prihatin.

Dokter berkata, “Bapak Maxelio, Ibu Rena. Kondisi Aldara menunjukkan penurunan. Sel kanker semakin agresif, dan tubuhnya mulai kesulitan merespons pengobatan.”

Rena terisak sambil memegang erat tangan Maxelio. Maxelio menunduk berusaha menahan emosinya.

Maxelio berkata, “Jadi tidak ada lagi yang bis akita lakukan, Dokter?”

Dokter berkata, “Kami telah melakukan yang terbaik. Sekarang fokus kita adalah memastikan Aldara nyaman dan tidak merasakan sakit. Kami akan memberikan pengobatan untuk meredakan gejala, dan memprioritaskan kualitas hidupnya di sisa waktu yang ia miliki.”

Dengan suara bergetar Rena berkata, “Berapa lama lagi, Dokter?”

Dokter menghela napas, “Kami tidak bisa memastikan. Tapi kita harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Yang terpenting sekarang adalah kebersamaan dan dukungan penuh dari keluarga.”

Maxelio dan Rena saling berpandangan. Rasa sakit yang tak terhingga menyelimuti hati mereka, namun mereka tahu demi Aldara harus kuat.

****

Aldara terbaring lemah, selang infus menancap di tangannya. Nafasnya mulai tersengal-sengal. Rena duduk di samping ranjang menggenggam tangan Aldara dengan erat dan Mexelio berdiri di kaki ranjang memandangi Aldara putrinya dengan mata berkaca-kaca, Falya dan Merca berdiri cemas di dekat pintu. Meskipun tubuhnya melemah, mata Aldara masih memancarkan kehangatan.

Dengan suara pelan Aldara berkata, “Mami, Daddy, jangan sedih. Aku nggak apa-apa.”

Rena mengecup kening Aldara air matanya membanjiri, “Jangan bicara begitu, Nak. Kamu akan baik-baik saja.”

Maxelio menggenggam erat tangan Aldara, “Kita sayang kamu, Dara.”

Aldara menatap Falya dan Merca, “Falya, Merca, janji ya. Jangan luoa traktir mi ayam buatku nanti.”

Falya terisak, “Kami janji, Ra. Kami janji.”

Merca mencoba tersenyum di tengah tangisnya, “Nanti aku certain semua drama kampus ke kamu, ya, Ra! Jangan sampai ketinggalan.”

Aldara tersenyum sangat tipis hampir tak terlihat, namun pandangannya perlahan meredup, “Aku sayang kalian semua.”

 

Tiiiiiiiiiiiiiiitt!

 

Bunyi pada monitor berubah menjadi nada panjang yang konstan. Detak jantung Aldara terhenti.

Rena menjerit histeris memeluk erat tubuh Aldara yang kini tak bergerak. Tangisnya pecah menyayat hati.

Lihat selengkapnya