BUNGA TANPA AKAR

Bahagia Mendunia
Chapter #4

BAB 4 DIPUKUL BRUTAL

"Semua hal dirampas tanpa permisi. Bolehkah aku merasakan sakit hati?"

__________________

Kemarin telat, hari ini pun juga telat. Aku tidak tahu harus mengungkapkan kesialanku seperti apa. Dua hari telat dan tidak sempat membuat sarapan untuk mama.

Pasti aku mampus pulang nanti.

Aku sudah berdiri di depan gerbang yang masih terbuka dan sebentar lagi akan ditutupnya. Untung saja aku tidak telat masuk ke sekolah.

Aku mengenakan hoodie hitam, hoodie ini tak berganti sejak kemarin. Tapi baunya masih wangi kok. Aku suka cuci setiap tiga hari sekali.

Sekalipun kata teman-teman sekelas, hoodieku bau apek, tapi mereka tidak tahu bahwa hoodie ini baunya manis sekali, Bau melon.

Kemarin ia mengerjakan pesanan yang lumayan banyak, oleh karenanya, ia ketiduran lagi.

Hufttt, kezalllll!!!

"Kenapa Ra? Kok lemes?" tanya dira yang baru sampai di kelas. Tadi ia sempat mampir ke kantin. Sarapan dulu.


"Gue telat lagi. Ketiduran," rintihku.

"Gue kan udah bilang ke elu. Ga usah dikerjain kalo lagi capek. Biar gue aja," ucap dira. Aku hanya menggelengkan kepala.

"Ga bisa. Nanti uang tambahannya ga ada. Uangnya udah diambil mama semuanya. Ga ada pemasukan buat bulan ini. Jadi gue harus kejar target. Capek banget," keluhku.

Tidak ada istirahat full. Baru pulang, uang udah diambil mama. Buat bayar sama keperluan sehari-hari ga ada.

Aku pusing memikirkan bagaimana caranya untuk membayar semua tagihan yang mama buat.

"Mau aku bantu?" tanya Dira. Aku menggelengkan kepala. Untuk apa? Aku tidak ingin merepotkan orang lain.

Dira yang melihatku menggelengkan kepala hanya berdecak kesal. "Seharusnya kamu mau ku bantu. Sebagai manusia sosial, kamu harus mau menerima bantuan orang lain," ucap dira kesal.

"Aku hanya ingin berusaha dengan tanganku sendiri," balasku.

"Seharusnya kamu menerima bantuanku! Aku akan minta papa supaya membayar semua tagihan Sppmu!" bentak Dira.

Lihat selengkapnya