BUNGA TANPA AKAR

Bahagia Mendunia
Chapter #5

BAN 5 BERTEMU LAGI

Hari ini hari minggu, sekolah libur, dan jualan koran juga libur. Hari ini, aku mau santai-santai sampai sore nanti.

Udara di kamar ini sangat lah harum. Ketika aku hendak menggerakkan kaki, entah mengapa terlalu sakit. Ahhh, aku lupa kalau kakiku habis dipukuli mama kemarin. Dan pergi ke rumah Dira malamnya.

Aku membuka mata, tak ku temukan baju lusuh yang selalu aku pakai. Hanya ada sebuah baju tidur panjang, dan sebuah kamar yang rapi. Mungkin ini adalah pertama kalinya ia melihat kamar tidur serapi dan semewah ini secara live!

Aku tidur sendiri di kamar ini. Tak bisa menggerakkan semua bagian tubuhku. Serasa seluruh tubuh ini kaku.

Kalian tau tidak rasanya baru pulang dan dipukuli oleh orang tua kalian? Ketika ada satu hal yang sangat mendesak sehingga kalian lupa menyiapkan kebutuhan orang tua kalian. Kemudian ketika balik, kalian di pukul oleh orang tua kalian. Pernah tidak?

Aku hampir setiap hari merasakan hal ini. Setiap kali sakit aku selalu ke rumah dira. Dan tiap itulah dira selalu menolongku. Aku sudah kehabisan cara untuk menyadarkan mama, bahwasannya kekerasan adalah hal yang terlarang.

Sebuah kekerasan adalah hal yang wajar untuk mamaku. Kalau tidak kasar, aku akan bodoh. Kalau tidak kasar, aku tak akan mengerti. Dan sekarang, kalau tidak kasar, mama tidak akan makan.

Aku merasa seperti robot yang selalu dipaksa bekerja tanpa di berikan perawatan setiap hari. Setiap hari, sekalipun aku tidak akan lupa betapa borosnya mama.

Sekali belanja, keinginannya selalu menggunung. Tas channel, tas birkin, tas hermes, tas dior dan lain-lain. Semua hal mewah itu yang mamaku inginkan.

Dapat dari mana?

Ya, ngutang lah. Dan setiap itulah aku mencuri tas beserta sertifikat keaslian tas tersebut dari mama, kemudian menjual tas tersebut secara diam-diam dibelakang mama dengan harga yang tinggi. Kemudian, aku bisa membayar hutang mama.

Apakah aku selamat?

Pertanyaan yang bagus teman-teman! Karena itulah aku hampir mati. Aku dipukuli habis-habisan. Aku ditendang, dan di kurung dalam kamar tiga hari tiga malam. Bahkan pernah sampai tiga hari dikurung dan tidak diberi makan.

Aku capek. Tapi tuhan tak mengizinkanku berhenti. Bisakah kamu menjelaskan betapa berharganya diriku? Ketika orang yang kamu sayang selalu membuatmu merasa paling rendah?

Klek!

Pintu kamar terbuka, dira masuk ke dalam kamar sembari membawakan semangkuk bubur didalamnya. Aku tersenyum padanya. "Terimakasih," ucapku.

"Sama-sama. Bangun yuk. Kamu makan dulu," ucap dira.

Lihat selengkapnya