BUNGA TANPA AKAR

Bahagia Mendunia
Chapter #7

BAB 7 MAMA TERSENYUM

Sesampainya di sekolah, Aku menyapa Dira. Tampaknya, ia berangkat lebih pagi kali ini sembari menjilati lolipop kesukaannya. Aku mendekati Dira dan menyerahkan lolipop kesukaannya.

Kebetulan Aku suka beli lolipop untuk Dira. Anggap saja stok buat nyogok Dira. "Wahh, ini lolipop edisi terbaru itu kan ya? Wuahhh makasih banyak," sahut Dira.

Aku hanya mengangguk melihat Dira yang sangat excited mendapatkan lolipop itu. Aku menaruh tas di samping Dira, kemudian Aku mengambil sapu serta pel. Kebetulan hari ini Aku yang piket. Semua orang yang kedapatan piket bersamaku takkan mau piket bersama. Jadi Aku yang harus piket sendirian kali ini. Aku menyapu mulai dari bagian terkotor, pojok kelas, hingga bagian depan kelas, bagian terbersih. Tidak heran depan kelas menjadi bagian terbersih, karena teman-teman hanya mau mengerjakan di bagian depan. Sedangkan bagian dalam dan pojok-pojok kelas, Aku yang mengerjakan. Setelah membersihkan seluruh ruangan dan mengepel, Aku pergi ke toilet untuk mengecek make up, takut make up-nya luntur.

"Fiuhh, untung aja ga luntur," gumamku pelan. Kemudian Aku melipir di kelas begitu saja. Sesampainya dikelas, Aku menyapa Dira yang sedang menghabiskan lolipop keduanya hari ini. Aku saja sampai heran, mengapa manusia semanis dan secantik Dira ini suka makanan anak kecil?

Padahal lolipop itu manisnya ga ketulungan. Ia saja beli permen buat stok siapa tau mulutnya Dira pahit, jadi ia harus membeli stok itu, supaya Dira ga 'kumat' lagi.

"Kamu masih makan lolipop? Awas, jangan sampe gigi kamu bolong atau copot lagi. Ga lucu kalau masih muda tapi giginya ompong," peringatku. Dira ini kalau tidak diingatkan ia akan berlebihan. Kesukaannya pada lolipop mengalahkan cintanya ada orang tuanya.

"Hehehehe, kadang suka lupa diri," ucap Dira kemudian meletakkan lolipop ke dalam plastiknya lagi.

"Nara, kamu gapapa?" tanya Dira.

"Ha? Gapapa kok. Aku udah lebih sehat aja hari ini."

"Bohong. Mukamu itu pucet banget."

"Beneran deh Aku gapapa."

"Oke deh. Tapi kalau ada apa-apa bilang Aku ya," ujar Dira.

"Hmm, iya. Kamu tenang aja, Dira."

Pukul tujuh adalah waktunya mata pelajaran pertama. Matematika, kali ini ada ulangan. Sialnya, Aku tidak pernah belajar matematika.

Setelah berupaya selama dua jam lamanya, Aku pergi ke kantin untuk meredakan ngantuk ini. Di kantin Aku sempat bertemu dengan Kevin, Most Wanted yang baik hati. Ia sedang memesan teh hangat. Sedangkan Aku berada agak jauh di belakangnya hendak memesan kopi hitam. Setelah itu, Kevin pergi ke arah kirinya tanpa menoleh kebelakang. Perlu kalian tahu, Ini adalah upayaku untuk tidak mengantuk dikelas. Aku melangkahkan kaki maju, "bu, saya pesan kopi pahit satu cup ya."

"Iya neng."

Setelah kopi siap, Aku kembali ke kelas. Dengan sembunyi-sembunyi Aku membawa kopi ini sampai ke kelas dengan selamat tanpa ketahuan oleh guru.

Aku meminum kopi ini dengan tergesa-gesa, kemudian menaruhnya di bawah meja. Sementara teman-teman sedang beramai-ramai bernyanyi, ada yang bawa galon, gitar, stand by di meja untuk pengganti gendang.

"Icikiwirr ... icikiwirr ..."

Lihat selengkapnya