BUNGA TANPA AKAR

Bahagia Mendunia
Chapter #9

BAB 9 LUMPUH TOTAL

Beberapa menit berlalu, Nara telah sampai di Rumah. Ia membuka pintu dengan kunci yang dibawanya. Ketika pintu terbuka, pandangannya menguar, rumah ini gelap sekali. "Sepertinya mama sudah tidur," gumam Nara.

Ia berjalan sembari meraba-raba, karena rumah ini terasa dingin dan gelap. Layaknya Lorong gelap yang sering Nara lewati sebelum sampai di Rumah ini. Lorong kumuh yang hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki. Orang-orang hanya memikirkan tanahnya sendiri, bukan jalan untuk Masyarakat.

Nara memasuki rumah lebih jauh ke dalam. Dengan suasana gelap ini, Nara tidak bisa melihat apa-apa. Nara menjulurkan tangannya, kemudian berjalan ke depan dengan pelan. Ia berhati-hati supaya tidak menabrak benda yang berbunyi nyaring dan membangunkan ibunya. Tiba-tiba ada yang memukul tangan nara dengan benda keras. Nara diam. Ia tak berkata apa-apa. Ia hanya meringis sakit.

"Ma ... Mama."

"Kurang ajar! Anak kurang ajar!" teriak Sarah. Ia makin marah dengan Nara. Pukulannya makin membabi buta. Entah pipi, ubun-ubun nara, lengan, dada, bahkan Kaki Nara terkena pukul berkali-kali dengan sepotong rotan itu.

Nara berjalan pincang. Tangannya tak kuat menahan beban. Ia diam, namun air mata terus menetes dari matanya. Tak ada rasa sesak, atau rasa sakit. Nara seolah-olah tak merasakan apa-apa. Mata Nara setengah terbuka, air mata tetap menetes walaupun ekspresi Nara tak menyiratkan apapun.

Walaupun Nara kesakitan, suara tangisan tak terdengar dari mulutnya. Mulutnya diam, mata yang setengah terbuka itu tetap mengeluarkan airmata. Rotan ini layaknya spons bedak yang menimpa kulitnya.

Lihat selengkapnya