Satu persatu sepeda motor memasuki halaman sekolah. Ada beberapa murid yang juga berdatangan. Sebuah mobil sedan putih berhenti di depan gerbang, seorang murid perempuan hendak turun. Perlahan dia menapak kaki memasuki halaman sekolah.
Setelah libur panjang, akhirnya melihat pemandangan ini lagi.
Udara pagi yang belum terjamah, terasa menyegarkan. Ini awal tahun ajaran baru, seperti tahun sebelumnya dia selalu menjadi salah satu siswi yang mencuri perhatian para kaum adam.
Selalu saja menjadi sasaran perhatian.
Pandangannya menunduk, karena memang sedikit pemalu dan tidak merasa nyaman jika melihat orang yang memperhatikan dirinya. Dia berjalan melewati kelas XI IPS. Di sana sudah ada beberapa gerombolan siswa yang duduk di depan kelas.
Sama seperti tahun sebelumnya, masih saja digangguin.
Desahan napasnya terdengar pelan ketika pandangannya mengarah pada seseorang yang sudah menunjukkan gigi putihnya.
Terima saja garis takdir, siapa suruh cantik!
Raja gombal seantero. Dia Adnan Wijaya, biasa dipanggil Ayan nama samaran.
"Pagi, cantik!" sapa Adnan.
Tidak ada jawaban. Alih-alih menghindar, Adnan terus saja menghalangi jalannya. Dia tidak akan puas kalau melihat wajah kesal lawan jenis yang sering sekali ia ganggu ini.
"Minggir, nggak?!" pintanya pelan.
Adnan menggeleng, bulan sabit masih menghiasi bibirnya.
"Kalau udah lewat jalan ini, harus mau diliatin dulu. Setelah udah puas liatin wajah kamu baru boleh lewat," balas Adnan dengan kedua alis naik turun.
"Gue risih lo liatin kayak gitu! Masih banyak tuh wajah bening yang lain. Jangan halangi gue!" katanya yang sudah mulai kesal.
"Ish! Gue nggak mau liatin yang lain. Maunya liat princess-nya Ayan!" Adnan mencoba menggoda. Tampak dia mengulum senyum.
"Geby!" panggil seseorang dari arah belakang.
Tiara Geby Anastasya, gadis berumur enam belas tahun yang kini duduk di bangku SMA kelas XI IPA. Gadis cantik berparas imut merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
"Shela!" sahut Geby. Binar matanya menunjukkan seolah Shela malaikat penolongnya di saat yang tepat.
Gishela Tamara, sahabat karib Geby dari kecil. Peduli dan super cuek. Sedikit jutek pada cowok yang mencoba untuk mendekatinya.
"Lo lagi, lo lagi! Minggir!" hardik Shela menarik tangan Geby membawanya pergi.
"Syirik aja lo," kata Adnan yang sedikit kesal.
"Thanks, ya!"
"Iya, sama-sama. Cowok kayak Ayan jangan lembutin."
"Lo tau gue 'kan, nggak bisa ngomong kasar."
Shela mendesah. "Itu salah satu sifat lo yang gue nggak suka. Makanya si Ayan suka gangguin lo."
Geby hanya mengulas senyum dan masuk ke dalam kelas.
🌼🌼🌼
Saat ini Geby dan Shela sedang berada di perpustakaan. Mereka sedang mencari tambahan referensi untuk tugas kelompok.
Shela tampak senyum-senyum sendiri sambil membaca sebuah buku. Geby memiringkan kepalanya ke bawah melihat judul sampul dari buku yang dibaca Shela.