BUNGAKU

Arai Merah
Chapter #16

BINTANG YANG MENGHUNI MATAMU #16

Setelah shalat maghrib dan ngemil pentol di depan Masjid, kami melanjutkan perjalanan ke Jogja. Aku sedikit menyimpulkan senyum saat melihat Ratna yang kedodoran memakai jaketku. Namun, ketika aku melihatnya dengan pandangan gemas, dia juga memandangku dengan pandangan yang sama pula. Rasa-rasanya aku sudah bisa menerima perasaan aneh ini. Lagiupla Ratna bukanlah orang baru di dalam hidupku. Aku tahu tingkah laku dan sikapnya.

"Kenapa liat-liat terus?" tanya Ratna.

"Nggak. Aneh aja sih. Kenapa ya cewek kalau dipakaikan apa saja tuh pantes. Pakai kaos pantes, pakai celana pantes, pakai jaket kayak gini juga pantes. Bayangin deh kalau cowok. Nggak enak dipandang kalau pakai rok."

"Hahahaha cewek kan perhiasan dunia, Ka."

"Yup, betul. Gimana, di Mesir ada pentol?"

"Adaaaaa. Tapi enakan yang di Indonesia sih."

"Lanjutin perjalanan yuk. Keburu malam nanti."

"Yuk."

Di dalam mobil, aku harus mengalah saat Ratna menguasai playlist musik untuk diputar. Lagu-lagu yang diputar tentu saja khas Arab-arab gitu. Aku tidak menjadikan itu sebagai masalah, tapi menurutku lagu-lagu dari Boomerang bisa membuatku lebih melek dan betah menyetir. Sayup-sayup Ratna berdendang kecil mengikuti lirik lagu. Dia semakin menjadi lucu ketika seperti itu. Begitu menggemaskan dan begitu bisa mendamaikan rasa kalut dan lelahku.

Di tengah asyiknya Ratna berdendang, tiba-tiba dia diam sambil tersenyum. Dia melirik ke arahku dan aku sesekali melihat ke arahnya dengan tatapan keheranan.

"Ka. Kamu mau lanjut S2 kan?"

"Iya. Rencananya sih gitu. Ya meskipun kuliah 7 tahun tapi alhamdulillah masih ada tawaran langsung dari kampus untuk lanjut."

"Ka. Kalau kamu S2, aku ikut jurusan yang kamu pilih ya."

"Kamu mau lanjut S2 di sini?"

"Iya."

"Palingan aku daftar semester depan. Aku ngumpulin dana dulu."

"Yaudah aku ikut deh. Kan makmum ikut imamnya hehehe."

Hatiku bergejolak bukan main. Di dalam hati aku bertanya-tanya apakah Ratna merasakan apa yang aku rasakan. Saumpama iya, apakah dia takut akan sebuah kekecewaan karena mencintai orang sepertiku. Ah, tidak mungkin, tidak mungkin wanita sebaik dan bernasab mulia berhak untuk aku harapkan. Berteman baik dengannya itu sudah lebih dari cukup.

Namun, seharian bersamanya membuatku nyaman. Hana seperti hadir di dalam tubuh Ratna. Cara Ratna makan, berbicara denganku, bawelnya, cara berjalannya, semua mirip Hana. Aku tidak boleh gegabah dalam menanggapi perasaan aneh ini, barangkali ini hanyalah perasaan nyaman yang sekelebat lewat saja. Aku takut jika terlalu berharap kemudian harapanku tidak terwujud, aku akan terjebak dalam rasa kecewa sekali lagi.

"Ka, sekarang giliran musik favoritmu yang kamu putar. Aku pengen tahu lagu-lagu kesukaanmu."

"Lagu-lagu Arab juga nggak apa-apa, Rat. Tapi kalau tidak keberatan, tolong dong putarin lagunya Boomerang yang judulnya Seumur Hidupku."

"Siaaaaap."

Cepat Ratna memutar lagu dari Boomerang tersebut. Setelah terputar, Ratna menggerakkan kepalanya mengikuti ritme lagu.

"Hiiii kok lagunya asyik ya," kata Ratna.

"Ah yang bener? Jangan-jangan cuma buat ngehibur aku."

Lihat selengkapnya