Burn Out

Siti Soleha
Chapter #5

Gelang Bertuliskan Keiko

"Ia tidak pernah percaya bahwa takdir baik itu ada. Sampai takdir baik itu datang dan menghampirinya sendiri."

********

Naomi menatap Arina dan gelang itu bergantian. Dahinya mengkerut karena berpikir terlalu keras. Kenapa Arina memakai gelang dengan huruf kanji bertuliskan "Keiko". Ada hubungan apa antara mereka berdua?

Naomi tidak bisa menyembunyikan ketakutannya saat menatap Arina hingga Arina menyadari bahwa tatapan Naomi tertuju pada gelangnya. Arina menarik tangannya dan menyembunyikannya di bawah tas yang ia bawa.

Meski Naomi ketakutan, ia memberanikan diri mencoba bertanya pada Arina.

"Rin, gelang yang lo pake, kenapa tulisannya Keiko? Ada hubungan apa lo sama Keiko?"

Naomi bertanya seraya hampir menangis, logikanya minta dimenangkan bahwa tak mungkin itu terjadi secara kebetulan. Huruf kanji yang berada di gelang cukup banyak di pasaran dengan bertuliskan macam-macam. Seperti nama-nama artis TOP Jepang atau tempat-tempat di Jepang yang cukup populer seperti gunung Fuji, Tokyo, dan sebagainya, jadi, mengapa ada tulisan "Keiko" di gelang Arina?

Arina yang ditanya malah tidak menjawab. Ia diam saja menatap Naomi dengan datar tanpa memedulikan tatapan Naomi yang memaksanya untuk menjawab.

............

Keiko dan Naomi baru saja ke luar dari mobil sewaktu seluruh mata tertuju padanya. Naomi sedikit kaget dan kelabakan. Bagaimana tidak? Ia tidak pernah menjadi pusat perhatian seperti itu. Selama ini, Keiko yang menjadi siswi populer di sekolah bukan dirinya.

"Eh, aku nggak salah lihat kan? itu benar Naomi? Aku dengar, bukankah dia sudah keluar dari sekolah ini?" bisik salah satu siswi yang berdiri tepat di sebrang Naomi dan Keiko.

"Iya, aku juga dengar bahwa Naomi sudah tidak bersekolah di sini lagi. Kenapa ia kembali ke sekolah? Aku risih kalau ada dia. Semua guru memujinya karena nilainya yang selalu sempurna. Semua guru selalu bersikap baik dan pilih kasih pada Naomi," sahut siswi satunya lagi.

"Iya, aku merasakan hal yang sama."

"Jangan pernah berkata macam-macam tentang Naomi. Karena mulai sekarang ia adalah sahabatku. Bahkan ia tinggal bersamaku. Berbicara buruk tentang Naomi sama saja membicarakanku. Dan aku tidak suka." Netra Keiko dengan tegas menatap kerumunan siswi-siswi itu.

Mendengar perkataan Keiko, jelas mereka gentar. Sebab, Keiko adalah putri kebanggaan sekolah. Meski bukan paling pintar, Keiko gadis paling cantik dan populer. Seisi sekolah memuja-muja Keiko. Perkataan Keiko bagaikan titah, dan mereka mulai tersenyum pada Naomi.

"Naomi, kamu berteman dengan Keiko? waahh ... berarti mulai sekarang, kamu juga berteman dengan kami. Apalagi kita sekelas kan, Naomi."

Siswi itu menggaet lengan Naomi. Naomi hanya tersenyum sedikit karena ia begitu risih diperlakukan seperti itu. Mereka mau berteman dengan Naomi hanya karena sekarang ia bersahabat dengan Keiko. Bukan karena dirinya sendiri. Diam-diam ia melirik Keiko yang juga sedang tersenyum, apakah Keiko merasakan hal yang sama? Merasa risih dan tidak nyaman? Mereka mau berteman dengan Keiko hanya karena ia cantik dan populer. Bukan karena diri Keiko yang apa adanya. Kalau Keiko tidak cantik dan populer, apakah mereka masih mau berteman dengannya?

............

Lihat selengkapnya