Burn Out

Siti Soleha
Chapter #11

Gadis Bersepatu Rusak

"Bruak."

Naomi yang berjalan terburu-buru menabrak gadis cantik di hadapannya yang tampaknya sama seperti Naomi, sedang terburu-buru juga. Keduanya saling mengucapkan kata maaf lalu pergi begitu saja. Tapi, baru tiga langkah Naomi berjalan, lengan Naomi sudah ditarik oleh gadis itu yang membuat Naomi kebingungan lantas menoleh.

"Ngapain lo narik gue?" Naomi mengerutkan dahinya. Ia juga harus cepat, kalau tidak fansnya akan mengganggunya sepanjang hari.

"Kak, bisa tolongin aku?" tanya gadis itu. Lebih tepatnya ia bukan bertanya melainkan memohon. Wajahnya yang cantik kini memelas hingga membuat Naomi kasihan.

"Lo, kenapa?"

"Aku lagi dikejar-kejar orang, Kak."

Baru saja gadis itu menjelaskan, sudah ada teriakan-teriakan dari segerombolan orang di balik lorong. Sepertinya meneriakkan nama gadis itu. Naomi bertindak cepat, ia melihat ada tangga darurat dan menarik gadis itu untuk ikut bersamanya. Masuk ke dalam tangga dan lari ke lantai tujuh. Capek memang, tapi tidak ada pilihan lain, daripada gadis itu mati sia-sia dikeroyok orang-orang yang tidak ia kenal, lebih baik ia menyelamatkan gadis itu dengan berlari menaiki tangga sebanyak tujuh lantai.

Gadis itu menurut saja lengannya ditarik oleh Naomi, dibawa-bawa entah kemana, sebab gadis itu juga sudah tidak memiliki pilihan. Menyelamatkan dirinya sendiri ia sudah tidak sanggup, jadi pasrah saja apabila ada orang yang ingin menolongnya. Sekilas, Naomi melirik ke arah heels yang dikenakan gadis itu. Sepertinya rusak karena dibawa berlari. Sepatu model begitu sangatlah rapuh, boro-boro dibawa berlari, dipakai jalan cepat sedikit saja kadang membuat pemiliknya terjatuh.

Tapi Naomi takjub dengan gadis yang sedang ia tarik lengannya ini. Meski heelsnya sudah rusak, itu tidak membuatnya jatuh atau kehilangan keseimbangan meski sedang berlari kencang. Sepertinya ia adalah seseorang yang biasa menggunakan heels tiap hari. Kira-kira apa profesinya?

Sekarang bukan waktunya memikirkan itu, ia sudah kepalang tanggung menolong gadis itu. Masa' ia tinggalkan begitu saja, tidak bisa. Naomi bukan tipe perempuan seperti itu. Selama hidupnya dirinya sampai ada di titik ini karena berkat bantuan banyak orang. Kalau tidak, mungkin Naomi sudah lama mati. Oleh karenanya, ia juga harus menolong orang lain. Sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada semesta. Walau kadang ia sering menyalahkan semesta juga, kenapa dirinya sering dibuat menderita.

Sampai di lantai tujuh, Naomi buru-buru membuka pintu apartemennya dengan menekan empat nomor sandi. Setelah masuk dan merasa semuanya aman, Naomi menarik gadis itu ke ruang tamu. Menyuruh gadis itu duduk dan ia sendiri pun merebahkan diri di sofa beludru warna biru muda kesayangannya.

Tiba-tiba Naomi menjadi sadar. Untuk apa ia repot-repot menyelamatkan gadis itu? Ada banyak hal yang menjadi faktor ia seharusnya tidak menjadi sok pahlawan dengan membantu gadis tersebut. Pertama, orang-orang yang mengejar gadis itu siapa? Mengapa mereka meneriakinya? Bisa saja justru gadis ini yang berbuat salah, menyebabkan orang-orang tersebut marah dan mengejarnya. Yang lebih parahnya lagi, bisa saja gadis ini pencopet atau maling yang ketahuan saat menjalankan aksinya. Waduh, berarti Naomi menyelamatkan orang kriminal?

Kedua, ia baru saja pulih dari sakit keracunan akibat percobaan bunuh diri dua hari yang lalu. Tubuhnya masih recovery, ia tidak boleh kecapekan atau stres yang membuat tubuhnya akan menjadi drop. Dan sekarang? Ia bahkan berlari dari lantai satu ke lantai tujuh menggunakan tangga darurat padahal fasilitas lift di sana tidak sedang rusak. Kalau sampai tubuhnya mengalami drop lagi, bukan hanya Arina yang akan memarahinya habis-habisan tapi juga orang satu kantor.

Tidak terbayangkan ia mendapatkan serangan teror dari satu kantor. Mendapatkan teror email dari seorang yang tidak ia kenal saja sukses membuatnya ingin bunuh diri. Padahal tidak jelas juga siapa pengirimnya, di mana orang itu sekarang berada atau apa maunya.

Dan yang ketiga, ia merasa bodoh saja. Ada kurang lebih tujuh miliyar penduduk bumi di dunia ini, ada banyak orang yang kesempatan untuk menyelamatkan gadis itu. Jadi, kenapa juga musti ia yang menyelamatkannya? Terlepas dari latar belakang hidupnya yang memang benar banyak yang menolongnya, jadi sudah sepatutnya ia menolong orang lain juga. Tapi yang perlu digaris bawahi, saat ini Naomi yang lebih membutuhkan pertolongan dari orang lain. Bukan orang lain yang membutuhkannya.

Lihat selengkapnya