Burn Out

Siti Soleha
Chapter #26

Video Skandal Denta

  Denta menatap perempuan di hadapannya ini. Denta tidak tahu apa kesibukan Naomi. Tapi, apakah di zaman sosial media seperti saat ini. Apa mungkin ada orang yang tidak peduli dan tidak memiliki akun media sosial?


    Bukannya apa-apa, saat ini semua akun media sosial sedang memberitakan dirinya. Berita tentang seorang artis pendatang baru yang terkena skandal video porno, dan videonya tersebar luas di mana-mana.


   Denta yakin, saat ini satu Indonesia mengetahui beritanya. Tapi melihat Naomi yang tidak terkejut saat melihat Denta dan bertanya macam-macam, Denta yakin pasti Naomi belum mengetahui berita skandal seks video porno itu.


"Ada video porno yang pemain wanitanya mirip banget sama aku. Tapi sumpah, aku pastiin bukan aku, Kak. Aku nggak pernah ngelakuin hal serendah itu, Kak."


   Denta menangis lagi, kali ini lebih kencang. Karena tidak seperti tadi yang hanya terisak, saat ini Denta menangis seraya memeluk Naomi.


     Driver taxi sampai menengok ke belakang. Mungkin memastikan apakah penumpangnya baik-baik saja. Atau hanya kepo karena mendengar perkataan Denta. Entahlah, Naomi tidak tahu pasti.


"Pak, jalan aja terus. Nanti argonya saya bayar kok. Maaf ya, nggak ada tujuan," ujar Naomi.


     Pak supir yang merasa terpergok menguping pembicaraan penumpangnya langsung menatap jalan lagi. Fokus menyetir dan tidak pernah menoleh kembali. Sementara Naomi sibuk mengusap-usap punggung Denta. Mencoba menenangkannya, dengan harapan Denta bisa sedikit lega.


"Kalau itu bukan kamu, jatohnya fitnah dong? Kamu bisa laporin ini ke polisi dengan pasal pencemaran nama baik."


"Bisa, Kak. Tapi semua orang nggak ngasih aku jedah, Kak. Mereka nggak kasih aku kesempatan buat jelasin bahwa semua itu fitnah. Bahkan agency aku aja marah besar sama aku. Semua orang di media sosial hujat aku, Kak. Mereka bilang aku perempuan murahan. Huhu ...."


   Laknat.


    Dasar orang-orang laknat. Orang sok tahu yang menganggap diri mereka suci. Mereka lebih pandai melihat kekurangan orang lain daripada kekurangan diri mereka sendiri.


      Padahal kekurangan orang lain belum tentu benar yang harus dicari tahu dulu buktinya, sedangkan kekurangan diri sendiri sudah pasti benar. Mengapa mereka begitu sibuk dengan urusan orang lain?


"Agency aku menerima banyak komplain. Dan kontrak aku banyak yang diputus. Baik kontrak yang sedang berjalan mau pun yang belum berjalan. Aku stress, Kak. Huhu ...."


Lihat selengkapnya