Denta bertepuk tangan, melihat Naomi memanggang steak sudah begitu ahli layaknya seorang chef. Pasti yang dari tadi Naomi katakan bahwa dirinya tidak bisa memasak hanyalah sebuah kebohongan agar Naomi tidak terlihat sombong.
Kurang lebih Denta benar-benar sudah mengetahui watak Naomi. Naomi memang bukan tidak bisa masak sama sekali. Dulu, sewaktu masih tinggal di rumah Keiko dan menumpang di apartemen Arina, Naomi biasa memasak.
Membuatkan nasi goreng pertama kalinya untuk Keiko, setiap pagi membuatkan sandwich yang menurut Keiko adalah sandwich yang paling enak di seluruh dunia. Sedangkan di apartemen Arina, ia terbiasa membuat chicken katsu kesukaan Arina.
Hanya saja, saat ia tinggal di apartemen sendiri. Ia memang sudah tidak pernah masak. Jangan kan memasak, memesan makanan di go food saja Arina yang memesankan. Jadi intinya, bukan Naomi tidak bisa memasak, ia hanya malas saja. Dan ia selalu mengatakan bahwa ia sama sekali tidak bisa memasak agar tidak ada orang yang menyuruh-nyuruhnya untuk memasak.
Melihat Denta antusias, Naomi ingin melibatkannya juga dalam memasak. Naomi meminta Denta untuk membawakan garam, lada dan penyedap. Ia juga meminta Denta untuk mengambil margarin dan bawang bombai.
Denta senang sekali Naomi melibatkannya untuk memasak walau hanya sekedar disuruh-suruh. Ia menguncir rambut dengan menggulungnya. Lalu mengambil bahan-bahan yang dibutuhkan Naomi.
Meski ia kadang kebingungan sewaktu Naomi menyuruhnya mengambil pak coi. Yang mana sayuran bernama pak coi? Denta tidak dapat membedakan yang mana sawi dan pak coi sampai Naomi memberitahunya.
Merasa tidak terampil dalam memasak makanan, Denta beralih ke kulkas. Ia bertekad untuk menyiapkan minuman saja. Kalau ini, ia ahlinya. Karena ia sering berpesta dengan teman-temannya. Di pesta, banyak sekali minuman beraneka warna terhidang. Ia sampai hapal dengan cara membuatnya.
Pertama, ia mengambil susu sapi full cream lalu menuangkan isinya ke dalam dua gelas cantik yang ia ambil dari buffet. Lalu ia mengambil sirup merah, menakar-nakar agar ia menuangkannya dengan pas. Lalu setelah itu ia mengambil yogurt. Yang ini takarannya setengah susu full cream.
Setelah berhasil membuat dua minuman enak, ia mencicipinya menggunakan sendok teh. Matanya berbinar lalu menyipit. Rasanya begitu enak dengan campuran rasa asam yang berasal dari yogurt nya. Perfect. Lalu ia mengambil es batu kotak-kotak dan menuangkannya beberapa ke dalam gelas. Ia yakin Naomi juga pasti akan menyukainya.
Saat Denta beranjak ke meja makan, ia begitu takjub dengan steak yang terhidang di meja. Steak yang Naomi sajikan hampir sama dengan steak yang sering Denta makan di restoran-restoran mahal. Penampakannya, harumnya, benar-benar mirip.
Tidak tahan, Denta mencuil sedikit untuk merasakan dagingnya. Matanya melebar, air liurnya sedikit menetes dari bibirnya. Ini benar-benar enak. Naomi yang sedang menggoreng french fries tersenyum pada Denta yang sedang berteriak mengatakan berkali-kali bahwa steaknya sangat enak.
Naomi menyuruh Denta makan lebih dahulu kalau sudah lapar. Ia pun sebentar lagi sudah selesai menggoreng kentang. Tapi Denta menolaknya, Denta bilang, mau makan semahal apapun, kalau makan sendirian tidak akan enak. Denta sudah sering makan di restoran mahal sendirian. Dan rasanya biasa saja.
Sebaliknya, kalau makan bareng-bareng, pasti akan terasa lebih enak. Denta bilang ia akan sabar menunggu Naomi yang sebentar lagi selesai menggoreng kentang. Walau tidak dapat dipungkiri, menunggu memakan steak yang begitu enak di tengah perut yang sudah begitu lapar sangatlah menyiksa.
Mengusir kebosanan, Denta mengambil dua gelas untuk diisi air mineral. Karena minuman yang ia sajikan memang begitu enak, tapi kalau tidak dinetralisir oleh air mineral, memakan steak seraya meminum yogurt campur susu akan membuat enek. Oleh karenanya, air mineral harus selalu ada.
Sudah mengambil dua gelas air mineral dan menaruhnya di meja. Naomi belum juga rapi menggoreng kentang. Lama kelamaan Denta tidak sabaran juga. Ia mulai memajukan bibirnya tanda tidak sabar. Sedang Naomi hanya tertawa, mengatakan kalau menggoreng kentang memang perlu waktu yang cukup lama.
Denta memaksakan diri untuk tersenyum dan tetap menolak tawaran Naomi untuk makan lebih dulu. Ia mencoba menggunting kuku, memelintir rambut, sampai berkaca dan memastikan bulu mata palsunya tidak copot karena ia terlalu banyak menangis. Sebab biasanya, lem untuk merekatkan bulu mata palsu akan kehilangan fungsinya apabila terkena air.
Dan Denta, sudah berkali-kali menangis hingga matanya bengkak. Beruntung, bulu mata palsu itu tetap merekat dengan sempurna. Ini karena ia membeli bulu mata palsu itu dengan harga yang cukup mahal. Biasa, ada uang ada kualitas.
Tidak lama, Naomi datang dengan membawa kentang goreng yang lumayan banyak. Hampir saja Denta ingin protes karena biasanya ia selalu makan dikit dan diharuskan oleh agencynya untuk diet. Tapi untuk saat ini, siapa yang peduli dengan diet? Tidak ada. Denta akan makan banyak karena seharian ini ia sudah menghabiskan banyak energi.
Di meja makan, baik Naomi maupun Denta sama-sama tidak bersuara. Mereka sibuk makan dengan lahap untuk memenuhi kebutuhan perut mereka yang sudah keroncongan. Hanya sesekali Naomi bertanya kepada Denta apakah steak yang ia masak rasanya enak? Dan Denta hanya mengacungkan kedua jempolnya karena mulutnya penuh dengan daging.
Setelah steak habis, baru lah mereka bisa berbincang-bincang. Di mulai dari Denta yang menyuruh Naomi mencicipi minuman buatannya. Naomi mencicipi minuman tersebut dan terkejut karena rasanya begitu enak.
Naomi bahkan sempat bergurau, bagaimana bila mereka berdua berjualan minuman saja kalau sudah tidak bekerja sebagai artis dan penulis? Naomi yakin minuman yang dibuat Denta laris di pasaran sehingga mereka bisa mencukupi hidup mereka dengan berjualan.