Burung Terbang Berpasangan

Husni Magz
Chapter #14

Kehidupan Setelah Vonis Dokter

Tidak ada yang tahu tentang rahasia yang aku sembunyikan selain aku, Tuhan dan tentu saja Bu Yati selaku dokter puskesmas yang menanganiku. Perempuan berusia empat puluh tahun itu tentu saja tahu tentang virus jahanam yang bersarang di tubuhku. Tapi dia belum tahu tentang bagaimana ceritanya sehingga virus itu bisa ada dalam darahku. Dan agaknya dia penasaran sehingga perlu untuk bertanya lebih lanjut. "Kalau boleh tahu, apa yang menyebabkan kamu terpapar virus HIV?" tanya Bu Yati.


Ini pertanyaan yang sulit untuk aku jawab. Meski begitu, aku tahu betul bahwa pertanyaan ini sudah pasti akan terlontar dari mulut dokter yang menanganiku. Kenapa aku malu? Pertama, aku malu untuk mengungkapkannya karena ini perihal aib diriku yang tidak mungkin aku bagi. Kadua, meski dia seorang dokter yang tentunya berhak untuk mengetahui pasiennya, aku tetap merasa khawatir dia menghakimiku--meski pada dasarnya aku memang pantas untuk dihakimi--.


Aku menunduk dalam.


"Tidak apa-apa. Cerita saja. Jangan merasa takut. Privasimu nomor satu bagi kami sebagai petugas kesehatan. Setidaknya, ketika saya mengetahui latar belakang atau sebab dari semua ini, saya bisa memberikan saran terbaik saya buat kamu, Sardi.".


Aku menghela napas panjang. Mau tidak mau aku harus menceritakannya kepada dokter. "Saya sudah melakukan perzinaan," jawabku pelan, sementara kepalaku tetap menunduk dalam.


"Dengan perempuan atau dengan laki-laki."


Aku tidak habis pikir kenapa Bu Yati melontarkan pertanyaan itu. Apakah karena memang dia sering menemukan kasus seperti ini selama dia bekerja di puskesmas? Apakah pasien yang terjangkit Virus HIV ini kebanyakan dari pasangan sesama jenis sehingga dia perlu menanyakan tentang dengan siapa aku melakukan persetubuhan selama ini?


"Dengan laki-laki," jawabku pelan.


"Jadi, kamu punya pacar laki-laki?"


Lihat selengkapnya