Burung Terbang Berpasangan

Husni Magz
Chapter #16

Kisah Arman: Bimbang

Tanpa perlu berpikir panjang, aku memutuskan untuk memeriksakan diri ke sebuah rumah sakit di ibukota dengan perasaan gundah gulana. Sepanjang perjalanan menuju laboratorium rumah sakit, aku merapal doa supaya aku baik-baik saja. Tapi rupanya Tuhan memang berkehendak sesuai dengan takdir yang Dia gariskan. Hasil tes VCT menyatakan aku positif HIV. Dokter yang menanganiku sudah barang tentu tahu bahwa aku sudah berkeluarga dan untuk alasan itulah dia menyarankan kepadaku untuk memeriksakan anak istriku.


"Apakah selama ini Anda aktif secara seksual?" tanya dokter itu.


Aku mengangguk. "Iya, dok."


"Apakah partner seks hanya dengan istri saja atau ada yang lain? Atau dengan sesama pria, mungkin?"


"Hanya istri," jawabku. Dan memang begitulah faktanya.


"Okay. Berarti Anda memang tertular lewat berbagi jarum suntik dengan teman Anda," jelas dokter itu sembari menambahkan catatan di note. Kemudian dia kembali menatapku. "Nah. Setelah ini Bapak mungkin bisa mengatakan hal ini dengan jujur kepada istri Bapak. Ini memang sulit, tapi bagaimana pun juga istri Bapak perlu tahu ini sehingga dia bisa memeriksakan diri dengan segera. Istri Bapak memiliki resiko besar lewat hubungan suami istri."


Aku semakin didera rasa takut. Bukan karena takut aku tak mampu bertahan dengan virus mematikan ini. Tapi juga takut jika istriku tertular virus ini. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Kartini jika dia tahu bahwa aku mengidap HIV. Selain itu, ada hal yang lebih menakutkan dibandingkan dengan pengakuanku kepada Kartini. Ketakutanku adalah bagaimana jadinya jika ternyata Kartini tertular. Dia gena getah dari segala perbuatan laknatku. Dia tidak punya dosa apa-apa dan tak tahu menahu soal kehidupanku di luar. Tapi dia harus menanggung akibatnya.


Sepulang dari rumah sakit, hatiku suwung. Aku telah kehilangan semua gairah dan sekaligus dilanda rasa bimbang. Haruskah aku jujur kepada istriku dan mengajaknya untuk tes.


Suara hatiku yang paling dalam mendobrak semua kegamangan itu dan memintaku untuk segera memberitahukan semuanya kepada istriku. Di dalam hatiku ada monolog panjang.


'Istrimu berhak tahu. Dia adalah bagian dari dirimu. Dia orang terdekat yang tahu segala hal tentang dirimu kecuali rahasia ini. Sekarang adalah saatnya kamu membuktikan kejujuranmu untuk tidak merahasiakan hal apa pun.'


'Bagaimana jika setelah tahu hal ini Kartini menggugat cerai? Padahal aku masih mencintainya.'

Lihat selengkapnya