Burung Terbang Berpasangan

Husni Magz
Chapter #19

Kisah Rey: Tawaran Ronald

Meski Ronald tidak mengatakan dengan jujur apa pekerjaan yang dia lakoni sehingga dia memiliki banyak uang, toh pada akhirnya aku tahu juga tanpa perlu aku korek secara lebih mendalam. Ternyata dugaan burukku bahwa Ronald bekerja sebagai kurir narkoba meleset. Meski begitu, tetap saja pekerjaan yang sebenarnya itu dianggap sebagai keburukan. Baik dipandang dari segi moralitas sosial ataupun moralitas agama, tetap saja itu buruk dan tidak elok untuk dilakukan.


Baiklah, mari ikuti kisahku ini. Semua bermula ketika Ronald menginap di kontrakanku dan kami seperti biasa bercanda dan berbicara banyak hal laiknya anak muda. Kami juga menghabiskan waktu untuk bermain game. Kami tidur larut malam dan bangun menjelang pagi. Nah, rahasia ini terbongkar di jam tujuh pagi. Saat dimana Ronald sedang berada di toilet kontrakanku. Aku tidak yakin apa yang dia lakukan di dalam sana. Yang aku tahu, dia mendekam di dalam toilet dalam waktu yang cukup lama, entah sedang buang air besar, mandi atau barangkali onani aku tidak tahu.


Tiba-tiba saja ada panggilan masuk di ponselnya. Harusnya, saat itu, aku memanggil Ronald dan memberitahukan kepadanya bahwa ada seseorang menelpon. Tapi entah kenapa saat itu aku diam dan memperhatikan siapa yang menelpon anak itu. Di layar tertera nama 'Tante Elisa' dengan foto profil kontak seorang wanita berambut blonde. Maka aku angkat telpon itu--lagi-lagi ini kesalahanku yang tidak mengindahkan privasi sahabatku sendiri--.


'Sayang, kamu dimana? Aku kangen, tahu.'


Aku diam. Bingung apa yang ingin aku katakan dan aku baru tahu jika Ronald punya pacar. Tapi...kenapa dia menamai kontak pacarnya dengan panggilan Tante?!


'Kita sudah lama tidak bertemu, sayang. Kebetulan pekan ini suamiku sedang dinas ke Singapura. Jadi kamu bebas berkunjung ke rumah.'


Ini kejutan besar buatku! Apakah Ronald menjadi simpanan istri orang? Ah, ternyata Ronald memiliki sisi lain yang tidak pernah aku duga.


'Kok, kamu diam saja sih... Jawab dong, sayang..."


Kali ini aku harus memanggil Ronald. Maka, alih-alih menjawab wanita itu, aku berteriak kencang, "Ronald, ada telpon nih!"


"Siapa?" jawab Ronald dari balik toilet.


"Tante Elisa!" jawabku lantang. Dan kudengar suara guyuran air dari dalam toilet. Ronald pasti segera menuntaskan hajatnya di dalam sana karena tahu ada seseorang yang menelpon.


Aku mendengar suara terkejut dari spekar ponsel Ronald. 'Ja, jadi kamu bukan Ronald?'


"I-iya, Tante. Sa-saya temannya."


"Ngapain kamu buka hape Ronald. Dianya mana?"


"Dia sedang di Toilet, Tante!"


Sambungan terputus. Agaknya Tante Elisa merasa muak.


Lihat selengkapnya