Bus hantu

iq amanudin ilyas
Chapter #5

Tidur di bus

Suasana pagi yang berembun membasahi dedaunan rerumputan pepohonan yang menyejukan hawa dingin, Lela terbangun lemas nya menatap jam alarm yang berbunyi tak kunjung berhenti, suara itu sangat mengganggu tidurnya.


Lela menatap lemah jam alarm dan terlihat jam 5.25 wib, kebiasaanya waktu pagi Lela adalah berolahraga, apa lagi selain itu kalo sedang berliburan di bali, jarang jarang, bisa menikmati keindahannya ,dengan suasana yang lebih sejuk tentram, dan yang tak pernah lela rasakan kecuali di bali.


Lela bangun bergegas membangunkan suaminya yang masih terlihat sangat lelap nyenyak tertidur.


"Sayang bangun dah pagi, keburu siang ayo olahraga biar kita sehat dan mesra setiap hariii "


"Kemana?" tanya Herman dengan kondisi lemasnya menahan ngantuk di atas bantal.


"Ya ke pantai itu lagi lah ,masa ke kuburan mama lo ?"jawab pedas lela menatap herman.


Matanya yang kian mengantuk langsung melotot kaget dan langsung melirik bangun menatap mata Lela sangat tajam.


"Sembarangan kalo ngomong mak gue masih hidup !!"


"Ya gue ngerti, kan bercanda" tawa ringan lela.


"Yank bagaimana kita olahraganya naik sepeda aja kan bosan pakai kaki terus, juga gampang capek nya"


"Encer juga pikiran bebeb gue ini yah habis makan apa si sayang ku ini"


"Ya apa lagi kalo bukan semur jengkol heheh"


****#####****


Sepeda gunung berwarna merah pilihan Lela karena memang warna merah adalah warna ke sayangan dan kesukaannya dan sepeda warna hijau menjadi pilihan Herman meskipun sebenernya ia juga lebih suka warna merah tapi udah kerebut orang tersayang jadi harus mengalah.


"Kenapa lo natap gue kaya gak seneng bngtt gitu, lo marah??"


"Kata siapa gak lah masa mau seneng seneng keliatan gak seneng"



"Ya udah tunggu ap Lagi, Lest gooooooo" sambung Herman semangat.


Saat herman benar benar hendak mengayun sepeda tiba tiba Lela menghentikan herman untuk tidak jalan terlebih dahulu.


"Eitss.... Jangan dulu gue tadi lupa mau bilang sama kamu!!" ucap Lela


"Apa lagi si sayang??"


"Gini gue mau kita tarung atau lomba balapan, siapa yang kalah bakalan nurut sama yang menang gimana?"


"Apaan sih main game game segala kita udah segede ini masih kaya bocah TK aja"


"Astaga sayang ya gak papa sekali kali aja kaya gini plisee, kapan lagi kita kek gini plise ya sayang"


Mohon Lela dan memegang pergelangan tangan dengan espresi kasihan mengharap mengabulkan permintaan nya.


"Lama lama kamu makin gila ya disini, udah katanya liat setan di bus katanya di ngganggu sama setan sekarang main game konyol kaya beginian!"


"Ogh jadi kamu gak mau bertarung karna takut ya, pasti karena kamu mikir kamu gak bakalan bisa menang dari aku yah, makanya kamu gak mau bertarung sama aku ,iya kan ngaku ajah deh gak usah basa basi kalo ngomong" ujar Lela menyombongkan diri.


"Kata siapa? emang saya gak jago dalam sepeda? emang gue selalu kalah kalo lari tapi soal masalah sepeda gue gak pernah kalah seumur hidup, gak sombong"


"Oh gitu, ya ayok kita tanding"


"Awas lu ya!"


Lela tersenyum mendengar kata yang ia ingin kan dan langsung bersiap dan berposisi untuk mulai lomba balapan sepeda menuju pantai di bali.


"1..2..3 jalan....!!!"


"Hosh...hosh..hosh..!!!"


Lela benar benar kalah jauh dari kecepatan Herman yang bisa di bilang luar biasa, keringatnya menetes di mana mana membasah guyupkan baju yang ketat pedek olahraganya, tenaga kian melemah dan mulai tak kuat menahan untuk menggayung sepedanya.


"Stop dulu aja deh aku udah kalah pastinya percuma!!!"


Lela turun dari sepedanya dan lebih memilih untuk pergi ke warung membeli minuman dingin dan beristirahat sejenak


"Bu es jeruk nya satu ya!!!" sambil mengipas ngipas lehernya yang panas dengan tangan kanan nya


Ibu itu langsung mengambil 1 botol es jeruk di dalam kulkas

"Berapa?"tanya lela

"8 rib neng!"

Lela segera mengambil uang di saku celananya untuk cepat cepat membayar.


"Aduh bu uang nya ketinggalan!!" tanpa Lela sadari dirinya lupa kalau tidak membawa uang seperak pun di dalam sakunya


"Lah gimana dong ini warung bukan kaya di rumah main gratis gratis aja mana bayar nya??" Ibu mulai sewot karna barang dagangan nya tak mau di bayar


"Ibu gak nyadar saya ini artis penyanyi tekenal? masa cuma 8 ribu gue gak bisa bayar, sabar dikit dong nanti suami saya ke sini kok!" karna terpaksa gak ada duit.


"Ini beneran artis penyanyi? gak salah liat??"sambil menggaruk garuk rambutnya yang tidak gatal mengamati wajah nya


"Emmm..." gumam Lela menyombongkan diri


"OMG Lela meliyana foto dong kyaaaaa.....!!!!" teriak histeris ibu penjaga warung dan langsung meminta berfoto bersama


"Ya udah gak usah bayar kan artis" tawa garing nya menahan malu karna sudah membentak nya


***###******


Kekalahan di akui Lela setelah bertanding dengan suami nya, dan berhenti di pinggir pantai bali dengan ekspresi wajah dingin nya yang cuek dan kecewa tidak dapat memenangkan pertandingan lomba


"Lo ngapain aja di jalan lama banget gak kesini sini??" tanya Herman yang sampai bosan menunggu


"Ya ada lah urusan sama orang, emang kenapa? takut naik sepeda sendirian? "


"Ngapain? Selingkuh ya?" curiga Herman melotot bola matanya


"Ya enggak lah ngapain juga aku selingkuh gantengan juga kamu!"


Lela pun langsung turun dari sepedanya dan menemui Herman yang sedang duduk santai di pasir dekat air laut.

"Okeh apa keinginan kamu untuk istrimu yang kalah dan malang ini "ujar Lela menatap Herman kesal dan emosi tak dapat memenangkan pertandingan.

"Hmm apa yah yang cocok untuk buat kamu?"

"Suruh pijat? Suruh gendong?" tebak Lela

"Tutup mata kamu!"

"Apaan?"

"Aku ada hadiah buat kamu!"


Jantung Lela berdebar kencang, melebihi tlaktor pembajak sawah, membuatnya ingin cepat cepat merasakan moment yang di tunggu tunggu, matanya kian langsung menutupnya ala romantis drama koreaa.


"Kok lama bangett sih gak sabar nih apa masih siap siap "


"Iya nih bentar lagii"


Lela menunggu lamanya yang tak kunjung datang hingga...


"Nah udah siap nih 1...2...3..!!"


Lela langsung merasakan ada rasa aneh di bibirnya seperti bukan bibir, saat matanya di buka.


"Kyaaaaaaaaaaaa.......!!" jerit Lela terjatuh pingsan.


Bukan hadiah yang ternyata ia lihat. Melainkan dapat ciuman ular.


"Aduh pingsan lagi istri gue, bisa mampus gue di marahin sama mertua!!!!"


***#####***

"Khusus malam ini tidur di luar atau di bus sana, gue gak peduli dan yang paling penting gue gak mau sekamar sama loh malam ini okey" ujar Lela marah marah setengah mati.


"Aduh maafkan suamimu yang tak berdosa ini !!!"


"Lebay loh, sanah pergi gue udah gak peduli sama lo!!"


"Di luar kan dingin banyak nyamuk, juga serem kan kamu bilang katanya ada setan!!"


"Hah serem lo bilang percaya sama hantu aja enggak mau bilang setan itu serem..!!"


Pasrah dan menurut hal yang harus dilakukan Herman, untuk pergi dari dalam kamar, karena sudah tak bisa membalas ocehan istri yang seperti suara gunung meletus dasyat, bisa tak tertahankan gendang telinganya, bisa pecah.


"Hmm ya deh gue tidur di bus sendirian puas sekarang!!"


"Eh tunggu nih bawa bantal sama selimut entar mati kedinginan lagi"


"Hmmm"


***###***


Wingg......bruk(bantal di lempar ke dalam bus)


"Gila tidur disini? sendirian, istrii macam apa tuh nyuruh suaminya sendiri tidur di tempat kaya beginian" ujar Herman yang kesal dan pasrah dengan apa yang di alaminya.

**###***


Hawa dingin serta nyamuk yang tak henti henti mengganggu tidurnya yang memang tak senyenyak di dalam kamar, membuatnya kian kesal dan bergegas menutupi sekujur tubuhnya dengan selimut agar tak di gigit nyamuk.


“Jrett..jretttt...jretttt....”


Lampu tiba tiba berkedip kedip dengan sendirinya mengherankan Herman yang baru terbangun dari gangguan tidurnya.


"Lampunya rusak apa gimana nih ??"


Lampu semakin berkedip kedip dengan sendirinya mengganggu pemandangan nya yang membuatnya pusing tak karuan,


Bet....!!!(herman berdiri mematikan lampu)


"Dor...dorr..dorr..!!!"(suara pintu bus)


Suara itu membuatnya kaget saat hendak memejamkan matanya untuk tertidur.


"Bukakk.....!!" suara serak terdengar dari luar.


Emosinya kian tak tertahankan tak henti henti tidurnya terganggu.


Herman langsung menghampiri dan membukak pintu cepat cepat.


"Ada apa?" betak Herrman melotot marah melihat perempuan yang sedang berdiri di bawah pintu


Wanita itu hanya menunduk diam dan tidak mengatakan apa apa membuat nya semakin emosi


"Punya mulut gak loh?"


Wanita itu masih tetap diam dan kian kepalanya menghadap wajahnya, dengan tersenyum seramnya, tampilannya compang camping dengan ramput panjang yang kusut dan matanya merah nya membuat nya pangling dan memikirkan kalo orang yang sedang di hadapinya bukan orang normal alias orang gila.




"Duh, gak waras nih orang mengganggu tidur saya aja "pikirnya.


Pintu kembali Herman tutup dengan sikap menyesalnya setelah membukakan pintu menghampiri wanita tersebut yang ternyata orang gila, langsung kembali ke posisi tempat duduk nya untuk melanjutkan tidur nya.


Jrettt..jrrtttt........!!


Lampu kian berkedip mengherankan, lampu yang sudah Herman matikan tiiba tiba menyala dengan sendirinya, pikirnya wajar bus tua, pasti sudah rusak dan sering error.


Jet..!!(suara tombol mematilan lampu)


Herman kembali mematikan lampu dan bergegas untuk melanjutkan tidur nya yang memang rasa ngatuk tak tertahankan.


"Herman.....!!!"


Tepat saat Herman hendak duduk kembali di kursi bus setelah berdiri mematikan lampu, tiba tiba ada suara yang berbunyi memanggilnya, saat menengok kebelakang bus di sumber suara tersebut, ternyata ada wanita gila yang tadi berdiri di luar sudah pindah berdiri di dalam bus sambil menatap dan tersenyum melihatnya, tapi karena penglihatan yang tak begitu jelas dan samar samar lampu pun dinyalakan dan setelah lampu itu menyala wanita itu menghilang. Dan saat lampu di matikan, orang itu kembali muncul.


"Kok bisa begini jangan jangan ini pasti....?setan!!"


Matanya melotot menatap belakang bus dan menelan paksa ludahnya, jantung berdebar sangat kencang, keringat dingin bercucuran seluruh.


"Oke gak boleh takut setan itu gak ada ini pasti cuman halusinasi aja karna kebawa suasana!"


Herman ingin menguji lagi, lampu di matikan dan mata nya melotot kaget, apa yang ia lihat bukan imajinasi pikiran otaknya saja dan ternyata semua itu nyata.


Herman kembali memukul mukul kepalanya dan menepuk nepuk pipi nya memastikan kalo dirinya juga bukan dalam keadaan mimpi buruk.


"Kampret gimana nih,masa bakalan mati gara gara setan!!!"


Lampu Herman nyalakan dengan sengaja supaya sosok setan tersebut tidak terlihat meskipun berkedip kedip, agak membuatnya pusing 7 keliling.


"Oke sekarang aman, selama lampunya masih nyala nyawa lo masih utuh Herman okeh!!"


Herman berusaha menenangkan diri dan...


Jrett......(lampu pun tiba mati )


Lihat selengkapnya