Bus hantu

iq amanudin ilyas
Chapter #7

Muntah kelabang

00:08 wib


Saat Lela tertidur lelap tanpa tau kenapa, dirinya tiba tiba terbangun, dan teringat dirinya belum meminum obat penenang, obat itu do berikan sebelum pulang dari rumah sakit.


Lela berjalan ke dapur dan mengambil air minum dan mencari cari obat yang lupa di taruh dimana.


Lela langsung membuka kulkas karna biasa nya dia menaruh sesuatu di dalam kulkas namun, saat sudah di buka dan di cari cari ternyata tidak ada obat penenang nya.


"Kok gak ada yah, seinget aku kaya nya di taro di sini!!"


Lela pun kembali mencari di sekitar dapur dan menggeramak di bawah meja dan kursi


"Kok gak ada juga sih??"


Hingga memilih mencari nya di dalam lemari,namun juga tidak ada.


"Haduh di mana sihh!!"


Lela menggaruk kepalanya yang tidak gatal karna resah dan bingung.


"Apa nanya Herman aja kali ya? siapa tau dia tau!!"


Lela pun langsung menemui herman dan membangunkan kan nya


"Herman kamu tau obat penenang nya dimana??"


"Di atas kulkas!!"


"Di atas kulkas??"


"Iya!!"


Lela sedikit bingung, langsung kembali menuju dapur untuk mengecek apakah benar ada di atas kulkas, dan saat mencari di sekitar atas kulkas ternyata benar.



Lela langsung mengambil satu kapsul untuk segera meminum nya agar bisa langsung melanjut kan tidur nya, namun saat berhasil mengambil 1 kapsul tablet obat penenang tiba tiba kapsul itu jatuh ke bawah meja.


"Heh repot mulu dari tadi!!" resah Lela menghadap bawah.


Ia langsung berposisi nongkrong dan tangan nya merayap untuk mengambil kapsul obat nya, namun setelah ia mengambil 1 obat kapsul yang terjatuh bukan nya malah mengambil obat justru malah dirinya mengambil dan memegang mata yang sudah berlumur darah yang beraroma darah busuk dan menjijikan.


"Hah" Lela kaget


Langsung melempar jauh jauh mata tersebut namun saat mata itu di lempar dan terjatuh ke lantai, mata itu berubah kembali menjadi kapsul obat penenang,


"Lo kok jadi obat lagi sih, kukira tadi kan mata bukan kapsul obat!!!"


Lela berusaha bernafas tenang untuk tidak ketakutan lagi, termasuk teriak teriak tidak jelas, hanya membuat Herman repot lari lari menemuinya, ia yakin itu pasti hanya halusinasi saja karena belum minum obat penenang.

Lihat selengkapnya