''Bwahahahaha'' semua tertawa terbahak bahak setelah Anto tersadar.
"Maksudnya apa ? bangun bangun langsung di ketawain?'' Anto bingung melihat semua orang menertawakannya, sampai keluar air mata.
''Gimana kami gak ketawa, semalam lo pingsan, gara gara lo lihat Marni keluar pakai masker'' ketua polisi langsung menjawab pertanyaan nya.
''Emang yang gua lihat semalam itu Marni? bukan Ratu setan?''
''Ya iyalah, ngaco lah, masa setan. jelas jelas Marni kok!''
''Tapi, sebelum aku melihat Marni gua benar benar melihat setan!''
''Wahaha, sudahlah To, gua tau lo itu polisi yang paling takut, jadi gak usah nakutin kami!''
Ketua polisi semakin ketawa dengan ucap nya itu, sambil memegang perut buncitnya, karena sudah kesakitan tertawa terlalu berlebihan.
''Kalo kalian tak percaya dengan apa yang aku katakan, tak masalah,tapi aku benar benar mengatakan dengan apa yang sudah aku alami semalam!'' semua langsung diam setelah mendengarnya, seolah olah percaya dengan ucapan nya itu
''Ah sudahlah, lupakan ucapanmu itu Asep mana?''
''Asep?'' matanya mulai memerah dan berair setelah teringat teman nya itu.
''Iyah asep teman kamu mana? sudah ditugaskan untuk jaga jaga malam, malah ngilang, pas ketemu dia, akan ku potong gajinya!''
''Asep sudah mati!'' air matanya langsung menetes, hatinya hancur karena kehilangan teman sejatinya.
''Sudah mati? Yang benar saja kamu kalau bicara!"
''Kalo kalian masih tak percaya dengan ucapan ku, kalian bisa ikuti aku sekarang!'' Anto langsung berdiri dari tempat tidur, tubuhnya yang masih lemas tak berdaya ia paksakan untuk berjalan pelan menuju tempat yang ia tunjukan, bersama mereka yang mengikutinya dari belakang.
***####***
Lela super panik dan ketakutan bingung harus berbuat apa lagi. Matanya sudah menangis deras melihatnya. Kamarnya hancur lebur berantakan. Kaca jendela pecah berhamburan di mana mana, Posisi barang sudah teracak acak di mana mana, lampu juga sudah pecah. Ia tak habis pikir apa yang akan terjadi bila Polisi datang mendekat . Ia sangat takut dan khawatir akan menjadi tersangka pembunuhan hari ini. Ia sama sekali tak ingin masuk ke penjara karena kasus ini, ini bukan lah kasus enteng seperti kasus kasus lain nya, bisa saja ia dihukum mati karena tindakan nya ini.
''Apa yang harus kulakukan?????'' ia menjambak jambakan rambut nya sendiri karena kebingungan dan sangat ketakutan tak bisa berbuat apa apa lagi.
Ia langsung berlari ke kamar mandi pribadinya di dalam kamar. Yang untung nya di sediakan di kamar masing. Tak terbayangkan bila kamar mandi hanya disediakan umum pasti akan jelas ketahuan. Ia langsung mengganti pakaian nya dengan pakai miliknya yang lama dan langsung mencuci bersih baju yang sudah bercampur darah dengan air dan deterjen bubuk.
****####****
Ketua polisi melongo tak percaya dengan apa yang ia lihat. Asep sudah menjadi bangkai, terlantar di tengah tengah kebun. Darahnya sudah kering, termasuk di bagian perut nya. Ketua Polisi langsung syok melihatnya, benar benar baru pernah menemukan kasus sebesar dan mengenaskan ini.
''Gimana? Bapak masih tak percaya dengan kata kata saya tadi?''
Ketua polisi tak bisa menjawab lagi, mulutnya bisu karena shock.
Polisi langsung berdatangan, membungkus mayat, meskipun mereka nampak ngeri dan jijik . Mereka hanya berusaha menjalankan tugasnya. Meskipun masih juga ada yang tak berani membantu hanya menutup hidungnya karena bau busuk.
''Kita benar benar akan mengadakan penyelidikan besar besar untuk memecahkan kasus ini!'' selesai berucap, tiba tiba Anto langsung menyentuh pundak ketua polisi.
''Ada apa?''
''Bapak harus ikut saya!''
Tanpa basi basi ia langsung mengikutinya, entah apa yang akan di tunjukan namun ia nurut, dan setelah sampai ketempat yang ia tunjuk ternyata.
''Ini kamar siapa?'' sontak ketua polisi bertanya, kamar itu sudah hancur lebur berantakan tak karuan.
''Ini kamar salah satu pasien disini, namanya Lela dan saat di telusuri lagi, ternyata dia artis penyanyi yang terkenal itu!''
''Deg"" jantung nya langsung bergetar mendengar nya, dari dulu ia sangat menyukainya, ia termasuk fansnya.
''Dimana dia sekarang?''
''Itu yang jadi pertanyaan kami dia tak tau sedang berada dimana, karena kami khawatir ia juga jadi korban pembunuhan ini!''
''Jangan sampai itu terjadi,dia artis!'' sebenarnya ketua polisi keceplosan karena bersikap seperti orang yang aneh.
''Bapak ngefans sama dia?''
''Tidak mungkin lah, ayo masuk ke dalam!''
Mereka memilih masuk ke dalam kamar melihat lihat ruangan dan saat masuk tiba tiba terdengar seperti wanita sedang menangis ketakutan.
''Kamu dengar wanita menangis?'' tanya ketua
''Iya benar, kayanya di bawah tempat tidur ini!''sontak mereka langsung melihat ke bawah tempat tidur dan ternyata benar ada wanita yang sedang menangis di bawah situ.
''Hah Lela!'' ketua nampak kaget dan senang melihat nya. Karena dalam hatinya ingin sekali ngobrol dengan nya.
''Udah bii'' tiba tiba ketua langsung menyekap mulut bawahan nya, supaya diam tak bicara.
''Udah kamu tinggal diam aja disini gak udah berisik biar aku aja ok?''
Polisi itu hanya bergumam mengiyakan nya
''Kamu gak usah takut, kami ini polisi, ayo keluar!'' tangan ketua langsung menyalurkan kedua tangan nya, Lela menyentuhnya dan keluar masuk dari bawah tempat tidur.
''Kamu gak papa kan?''
''Aku gak papa!'' jawab Lela
''Kamu siapa ya?'' ketua bertanya, sebenarnya ia tahu siapa namanya namun ia benar benar ingin mengobrol
''Pak kita mau introgasi bukan malah kenalan!''
''Jbrt" tiba tiba kakinya langsung di injak sangat keras sampai melotot kesakitan
''Kamu diam aja, aku ketua, kamu mau gaji bulan ini saya potong?'' bisik ketua.
''Iya pak ampun'' jawabnya sambil menahan rasa sakit seperti diinjak gajah
''Saya Lela pak!'' akhirnya Lela menjawab dan ketua polisi langsung tersenyum lega dan senang