Sampai Beef Wellington tandas di piring, sampai segelas green tea habis diteguk, sampai mereka selesai membereskan piring kotor, akhirnya Ina memutuskan untuk mengerjakan tugas di kamar.
“Di kamar?” tanya Hanan.
“Iya, tenang aja kamar gue luas. Ada tempat belajar khusus, ada kamar mandi, meja nulis juga banyak. Gapapa, pintu kamar dibuka kok, gak usah ke ge-er-an.”
“Anggap saja diri kamu sebagai perempuan!” Aydin berusaha meyakinkan Hanan dengan ekspresi yang lagi-lagi datar, membuat Hanan melongo. Tak percaya kalau kata-kata itu bisa keluar dari mulut cewek lugu di depannya ini.
“Apa ini terbuat dari emas?” tanya Aydin saat menaiki tangga rumah Ina, ia memegangi pegangan tangga yang warnanya memang meyerupai emas.
“Oh, enggak. Ini hanya cat biasa. Jangan berlebihan, ya. Tolong,” respons Ina. Aydin hanya mengangguk lalu kembali menaikkan kacamata tebalnya ke pangkal hidung.
Sesampainya di dalam kamar, mereka langsung mengerjakan tugas. Suasana menjadi hening lantaran semuanya fokus dengan tugas yang telah mereka bagi agar cepat selesai. Usai semua soal dijawab, mereka mendiskusikannya lagi, saling bertanya dan membahas soal satu per satu sampai semua dari mereka benar-benar paham.
“Huh ... akhirnya.” Hanan merebahkan tubuhnya dia atas karpet bulu hijau toska yang teramat lembut. Ina dan Aydin mengemasi barang-barang yang berceceran di atas meja belajar.
“Din, katanya lo suka bunga. Tuh, ambil satu pot aster, di deket jendela!”
“Ya ampun ... indah sekali bunga ini.” Aydin terkesima saat melihat penampakan bunga aster warna-warni milik Ina di ambang jendela. Ia menyentuh lembut bunga itu sambil cekikikan yang membuat Hanan menjadi risih.
“Iya, kalo mau, ambil saja satu pot.”
“Benarkah? Omaygad terimakasih banyak, ya. Aku senang sekali.”
Beberapa detik berselang, seekor lebah datang menghampiri aster yang warnanya pink.
“Ah, BusterBee ... akhirnya kau datang lagi ....”
“BusterBee?” Aydin bertanya.
“Ya, dia gue kasih nama BusterBee. Dia sahabat gue, sering datang ke sini sejak bunga aster di sini mekar. Dia sama temen-temennya buat sarang di pohon mangga itu.” Ina menunjuk pohon mangga di luar jendela.
“Oh, kamu pecinta hewan, ya? Wajar tadi aku liat di bawah banyak sekali hewan-hewan lucu.
Sebenarnya itu bukan peliharaan Ina, peliharaannya hanya satu, lebah. Dan binatang-binatang itu? Ah, sudahlah. Biarkan pembahasan tentang hewan Amy berakhir sampai di sini. Aydin mengeluarkan gawai miliknya, lalu mengabadikan gambar bunga untuk dia jadikan stories di akun Instagram miliknya.
“Ina, gue mau nge-live IG di sini, boleh, kan?” tanya Hanan.
Ina melirik Hanan di belakangnya, pria itu lagi menyisir rambutnya yang hitam, bergaya undercut. Ia juga menglap wajahnya yang sedikit berminyak.
“Jangan! ini kamar gue, gak boleh ke-expose media mana pun!” balas Ina.
“Oh, ya udah kalo gitu, sorry ya.”
Saat sedang memastikan penampilannya tetap kece di depan cermin, Hanan baru sadar kalau di bagian atas cermin itu ada kertas-kertas yang berisi tulisan.
“Lebah madu. Aku pernah baca kalau lebah itu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Apa di sarangnya sudah ada madu?” Aydin mulai antusias membahas lebah madu. Ia mengamati BusterBee dari jarak yang agak dekat.
“Mungkin ada. Tapi, kayaknya belom banyak. Soalnya baru kemarin gue liat BusterBee buat sarang.”
Hanan yang berdiri di belakang mereka masih fokus menghadap cermin, ia membaca tulisan kecil itu satu persatu. Cowok itu melipat kening. Ini maksudnya apa, ya? Dilarang cantik? Kok, dilarang cantik? Dilarang manja? Ih, apaan, sih! Ina kenapa, ya? batin Hanan.
Hanan langsung berpaling mendekati Ina dan Aydin di ambang jendela “BusterBee apaan, sih?” tanya Hanan. Ia penasaran dengan sebuah kata asing yang menyentil gendang telinganya.
“Bentar ....” Ina berlari kecil mengambil handphone-nya dari atas meja belajar. Sedang Hanan yang penasaran tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke arah lebah yang sedang hinggap di bunga aster. Cowok beralis tebal dan berbulu mata lentik itu mengernyitkan dahi. Menurutnya ini hanyalah seekor lebah yang kebetulan hinggap di bunga. Apa istimewanya? Ia menaikkan salah satu sudut bibirnya seraya menggelangkan kepala. Bersamaan dengan itu Ina menjawil bahunya dan menyuruh cowok itu agak sedikit menggeser. Ina menghidupkan video dan mengambil shoot detail dari atas vas bunga.
Sembari merekam BusterBee Ina mengucapkan sesuatu. “BusterBee datang lagi ... Yeay! Kata temen gue, lebah madu selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Kalo dari artikel yang pernah gue baca,dia menghisap nektar bunga yang rasanya manis dan mengeluarkan sesuatu yang manis-manis gitu .... Kalian pasti tau kan. Yup! Bener banget! Madu! Mungkin, bisa juga gue artiin gini ... kalau berteman itu sama orang yang beneran baik bukan yang baik karena cuma ada maunya. Dengan berteman sama orang-orang yang positif maka kita akan melakukan hal yang positif, banyak mengambil hal positif sehingga membuahkan hasil yang positif juga .... Ok, cukup sekian dan terima kasih.”
Ina menyudahi kegiatannya membuat video tentang lebah. Hanan memandang takjub ke arahnya, senyum terlukis di wajah cowok itu, Hanan tak menyangka kalau Ina pintar juga merangkai kata.
Kini Ina memandang lurus ke luar jendela, mengarah pada pohon mangga seraya menghela napas panjang dan tersenyum. Ia bicara tanpa peduli kalau di kanan dan kirinya ada manusia lain yang sedang menatap aneh ke arahnya.
“Makin ke sini gue pengen jadi lebah.”
“Na, lo gak kenapa-napa, kan?” tanya Hanan cemas. Ia takut kalau temannya ini tiba-tiba menjadi gila.
“BusterBee, ajarin gue cara menghasilkan madu! Plis!” Ina menyatukan ke dua tangannya seraya menunduk, ia kembali menghadap pada BusterBee yang kini sudah berpindah ke aster berwarna ungu.
“Dia pecinta hewan sejati.” Ujar Aydin pada Hanan yang menampakkan wajah bingung. Aydin berusaha meyakinkan Hanan kalau Ina sedang baik-baik saja dan hal itu wajar dilakukan oleh seorang pecinta hewan sejati, bicara dengan hewan adalah hal baik untuk membangun rasa kekeluargaan di antara mereka. Walaupun sebenarnya Aydin juga masih belum paham betul apa alasan dibalik ini semua. Hanan mulai paham dan mengangguk. Cowok itu menyalakan kamera handphone-nya.
“Gue mau Selfi bareng BusterBee.”