BusterBee

Tama Neio
Chapter #12

Part 11

Aydin sudah bersandar di dalam mobil berwarna titanium grey metallic, cewek itu melambai usai meneriaki Ina untuk memakai sabun pemberiannya. Ia berjanji akan memberikan diskon lima puluh persen kalau Ina mau membeli sabunnya lagi.

Bye ... See you again.”

Selesai Ina membalasi Aydin yang wajahnya masih tampak sayu, mobil yang dikemudikan Pak Bambang melaju tepat saat cahaya jingga mulai mencuat. Mentari sengaja melenyapkan diri secara perlahan guna menabur sisa sinarnya, biar manusia dapat bernostalgia dengan penghujung hari yang mereka juluki dengan senja.

Usai mobil itu menjauh sejauh-jauhnya lalu perlahan mengecil kemudian menghilang dari pandangan, sebuah mobil hitam berhenti tepat didepan teras rumah.

Seseorang membuka pintu mobil, tapi beberapa detik berselang kakinya tak kunjung turun dari mobil. Meski agak lama menunggu, Ina masih sabar menegakkan lututnya yang mulai pegal.

“Halooo Inaaa ....” Dan ... Itu adalah Amy.

Oh-my-God! Kenapa lo gak bilang, sih?”

“Kan, udah gue bilangin kalo gue bakal buat surpriiise.” Amy menaiki tangga teras yang agak tinggi sambil menenteng sebuah tas selempang merah.

“Aaa ...,” pekik Ina histeris. Ia tak bisa membohongi dirinya kalau sudah terlalu lama merindukan sosok Amy. Ina langsung memeluk tubuh Amy yang mengenakan casual dress dengan corak garis-garis. Menurutnya, Sang Kakak sudah lebih langsing dari yang dulu.

“Pak, barang-barangnya biar ditarok di situ, ya!” seru Amy pada sopir yang telah selesai menurunkan koper juga barang-barang lainnya.

“Iya, Mbak. Terimakasih, ya.”

“Iyaaa, Pak, sama-samaaa.” Mobil hitam itu melaju lagi.

“Haloh, Mang Udin, di mana?” Ina menelepon. “Aduuuh ngapain, sih main layangan pocong? gak guna tau. Nanti aja nerbanginnya. Ini Kak Amy pulang. Tolongin bawa koper! Barangnya banyak. Cepetan!”

TUT

“Eh, ini lo bawa apaan, sih?” Ina menuruni tangga teras. Agak sedikit syok melihat sebuah koper besar dan dua koper kecil serta plastik-plastik yang berisi sesuatu.

“Makanan, sama ... telur buaya,” ujar Amy, setelah itu ia terkekeh seolah-olah memang sengaja ingin membuat Ina kesal.

“Gak lucu!” sentak Ina. Ia memungut satu per satu kantong plastik juga sebuah tas ransel. Bersamaan dengan itu Mang Udin datang. Mereka bergegas masuk dengan membawa barang-barang ke dalam.

“Eh, ini ada acara apaan?” Amy berhenti sejenak, ia penasaran dengan orang-orang yang sibuk berlalu lalang mempersiapkan sesuatu. Ia harus segera menemukan jawaban atas pertanyaan dalam hatinya: Kenapa rumah gue tambah mewah? Tolong jelasin!

“Biasa, acara Papa.” Ina kembali berjalan hendak mengantar barang-barang milik Amy menuju kamarnya di lantai dua, bersebelahan dengan kamar Ina. Setelah memastikan seluruh barang milik Amy sudah aman. Ina turun dan mendapati Amy yang sedang berbincang dengan Mama di dapur.

“Ina, lo inget gak? Waktu gue kasih lo buah pir bentuk patung Budha? Terus lo makan, abis itu nangis karna gue bilang pirnya beracun.” Amy menggigit buah pir yang baru saja datang untuk melengkapi acara malam ini.Kemudian, ia berjalan menuju akuarium panjang yang menghiasi dapur.

“Itu karena gue abis nonton putri salju.”

Amy terkekeh. Padahal tidak lucu. Tapi, kalau Amy sudah tertawa, sudah dipastikan akan menyebar dengan cepat kepada Asih. Sepertinya yang lucu bukan apa yang dibahas oleh Amy, melainkan gelak tawa Amy yang mengandung sebuah magnet berbulu ayam.

“Ya ampun, di mana Dori?” Amy terkejut karena tak menemukan salah satu ikan kesayangannya di akuarium dapur.

“Ikan lemon?” tanya Ina yang sedang menata buah di keranjang. “Udah lama ilang, tersangkanya? liat di balik batu karang!”

Amy menemukan seekor ikan toman yang sedang mengintip di balik celah karang (bersembunyi di dalam rimbunnya rumput-rumput akuarium).

“Kok dia bisa masuk sini?”

“Itu ulah Priska,” timpal Ina, “dia akan marah besar kalau ikan itu diambil dari akuarium.”

“Priska?” Amy mengingat-ingat. "Oh, anak Aunty. Okeh, no problem." Amy lebih baik mengalah kalau sudah berurusan dengan Aunty Nunung. Ia tak mau kejadian masa lalu terulang kembali hanya gara-gara ikan.Bagi Amy, Aunty Nunung adalah musuh yang nyata dan tak akan mampu ia kalahkan.

Perempuan berambut ikal layaknya spiral nan panjang itu menabur pelet-pelet kecil di permukaan air akuarium yang jernih. Ikan-ikan yang kelaparan melahap seluruh bola-bola kecil yang mengapung. Tak tersisa.

Lihat selengkapnya