BusterBee

Tama Neio
Chapter #21

Part 20

“Besok mereka bakal ke sini.” Amy tiba-tiba sudah terlentang di atas ranjang. Ina yang baru saja keluar dari kamar mandi terlonjak mendapati sesosok makhluk besar sudah berguling di atas kasur.

“Gue kira kasur ngomong, astaghfirullah.”

“Eh, lo mau gue tindihin?” Amy duduk.

“Ampun, Buk, ampun! Masih mau idup gueh ....” Ina terkekeh seraya melepas handuk di kepalanya.

“Lo mau beli apa aja, Na?”

“Gue mau beli apa? Coba lo perikasin satu-satu, lemari, meja rias ... coba temukan sebotol bedak bayi atau produk-produk kecantikan.”

“Oh, jadi ... lo mau beli make-up?”

“Iya ..., gue rasa sudah saatnya pake, seenggaknya beli bedak bayi. Kulit gue berminyak.” Ina bercermin.

“Makanya ... jangan mau jelek-jelekin muka. Jadi jelek beneran lo!”

Ina menoleh, memasang wajah pasrah. Ia mengakui kalau dirinya memang salah. Kali ini ia sudah berubah pikiran, membolehkan dirinya untuk menggunakan makeup tapi jangan berlebihan alias menyesuaikan dengan usianya yang masih belia dan imut-imut manja.

“Gue juga mau beli baju. Bosen gue pakek baju lo, gede semua,” jelas Ina.

“Seharusnya lo bersyukur gue kasih baju. Semua barang gue kualitasnya nomer Wahid!”

“Iya itu kan pas elo pakek, giliran gue yang pakek jadi nomer buncit.”

Amy tak memedulikan perkataan Ina, ia sedang fokus pada note di handphone-nya, memastikan barang-barang yang akan ia beli tak ada yang kelupaan dicatat. Di sana sudah tertera kamera kualitas terbaik, laptop kulitas ter-uhuy, sampai segala tetek bengek yang berkaitan dengan alat-alat videografi. Semua lengkap. Amy sudah bertanya pada ahlinya. Sudah dipastikan mantul tralala.

“Lo gak mau kerja apa?” tanya Ina seraya mengeringkan rambut dengan hair dryer.

“Sebenernya Papa nyuruh gue jadi asisten manajer di Kalimantan. Tapi, gue pengen istirahat dulu lah, setaun apa dua taun atau tiga taun. Kuliah tuh capek tau nggak?”

“Ya ... jangan kuliah kalo gak mau capek. Salah sendiri mau kuliah.”

Lihat selengkapnya