BusterBee

Tama Neio
Chapter #37

Part 36

Tok tok tok

Setelah agak lama menunggu, barulah seorang wanita keluar. Rambut pendeknya yang awut-awutan berpadu indah dengan wajah yang dihiasi codet di pipi sebelah kiri. Bibirnya yang kehitaman menjepit sebuah cerutu yang sudah pendek. Ia memakai daster satin hitam selutut.

Seraya mengembuskan asap dari mulutnya, ia menyandarkan bahu sebelah kanannya di tiang pintu yang terlihat sudah dimakani rayap.

“Apa?” tanya wanita itu. Nada bicaranya terdengar menantang.

“Saya mau tanya, Bapak Warnernya ada?”

Seketika mata wanita itu melotot. Tatapan dinginnya ia panahkan pada wajah Willi. Beberapa detik tertegun memandangi wajah orang di hadapannya, barulah ia berkata.

“Gak ada, udah pegi.” Dari jawaban itu, Willi tau kalau wanita didepannya ini kenal dengan sang Ayah.

“Ini!” Willi menyerahkan selembar surat dari Bu Elli. Wanita itu cepat-cepat menempelkan ujung cerutunya pada kerangka pintu lalu menekannya kuat-kuat sampai api di ujungnya mati, lalu membuangnya ke samping lantai teras yang dihiasi rumput-rumput lebat.

Ia membaca dengan saksama surat itu. Sesekali ia memperhatikan Willi dari ujung kepala sampai ujung kaki.

“Willi?” Mata Wanita itu membulat. Lidahnya Kelu seraya mata yang memicing memandangi lekat-lekat wajah Willi.

Tanpa basa-basi, Willi langsung memeluk wanita di depannya itu. Willi yakin kalau inilah ibunya. Tapi raut wajah wanita itu terlihat biasa saja, bahkan ia tak membalas pelukan Willi. Setelah bergantian memandangi wajah Ina dan Amy, ia langsung melepaskan pelukan Willi dengan wajah yang agak sedikit kesal.

“Sayang, cepetan!” terdengar suara seorang lelaki dari dalam rumah.

“Ayah?” tanya Willi.

“Hey, bukan! Dia bukan Ayah lo.”

“Di mana Ayah, Bu?”

“Ayah lo udah pegi! Dia minggat entah kemana. Noh, cari di sono! Kelilingin aja sampe ketemu! Cari orang yang mukanya mirip sama lo! Mirip banget sama lo! Gua benci Ayah lo!”

Willi tertegun sekaligus terkejut mendengar ucapan wanita di hadapannya. Ina yang hendak mendekat dihalangi oleh Amy. Ina memastikan kalau wanita itu pasti sedang mabuk.

“Udah! Mending lo pegi deh dari sini! Gak usah pakek drama-drama!” Wanita itu melayangkan kertas di tangannya hingga jatuh ke lantai.

“Buk.” Suara Willi bergetar.

“Pegi Sono!”

“Sayang!” Terdengar lagi suara seorang lelaki.

“Iya bentar ... udah ..., buruan lari!” Wanita itu mengibas-ngibaskan tangannya, memberi syarat agar Willi cepat pergi.

BRAK. Wanita itu membanting pintu lalu menguncinya. Ina dan Amy yang tak kuasa menahan air mata cepat-cepat mendekati Willi.

Lihat selengkapnya