“Cepat Tiarap!” pekik Ina. Ia bisa memastikan kalau di antara mereka bertiga hanya Guntur yang memegang pistol. Sebenarnya di dalam hati Ina was-was lantaran dirinya tak begitu paham bagaimana cara menggunakan pistol yang benar. Telapak tangannya dingin dan sedikit bergetar.
Tapi bagaimanapun juga ia harus menghentikan semua ini. Bersama Mang Udin, Ina perlahan mendekati mereka. Ina sesekali melirik Seno dan Asih yang wajahnya pucat pasi.
“Kalian lebih baik mundur!” titah Robert yang kakinya mulai gemetar.
DOR.
Tak disangka, Guntur menembakkan sebuah peluru tepat mengenai dada kanan Mang Udin. Sontak Ina langsung melepas tembakan balik padanya.
Dor dor dor
Tapi, sungguh di luar dugaan, tembakannya meleset, peluru Ina justru mengenai dada sebelah kiri Robert yang beridiri di sebelah Guntur, membuat pria itu jatuh terkulai di lantai.
Dor dor dor