BusterBee

Tama Neio
Chapter #44

Part 43

Angel tak hanya mengambil satu pisau, tapi tiga pisau sekaligus.

SAT. Sebuah pisau ia lemparkan ke arah Ina. Lekas-lekas Ina langsung menghindar, membawa tubuhnya pada posisi menyamping.

Angel mulai mengatur tumpuan kakinya untuk bersiap-siap menyerang. “Gue penasaran, gimana sih kalo muka lu jadi mayat.” Angel terkekeh seraya menajamkan fokusnya pada Ina, dua tangannya yang memegang dua bilah pisau sudah siap menyerang.

“Angel, mending lo turunin aja pisau lo, deh! Kita selesain ini baik-baik.”

“Ngimpi lo, hah?”

“Gue gak ada sama sekali dendam sama lo. Karena, setau gue lo tu orang baik,” lirih Ina seraya memajukan kakinya dua langkah. Mendengar ucapan Ina, fokus Angel mulai terganggu.

“Lo yang paling kreatif di tim kita, lo yang paling ceria, lo yang selalu cairin suasana, tanpa lo, tim kita sepi, gak seru.” Suara Ina bergetar saat mengingat momen kebersamaan mereka di dalam markas. Ina kembali melangkahkan kakinya dua langkah. Angel mulai mengatur posisinya seperti semula dengan mata yang berkaca-kaca.

“Gue kangen banget kita sama-sama lagi, denger suara lo, nyanyi bareng, ketawa bareng, dan main apa pun yang kita mau di markas kita. Lo tuh anggota keluarga, keluarga BusterBee,” lirih Ina lagi yang membuat Angel menjadi bimbang.

“Dan gue kangen, lo panggil gue dengan sebutan Sista.”

Angel bergeming dengan mata berkaca-kaca.

“Kami tetep bakal terima lo, kok. Angel, ayok ..., kita mulai lagi dari awal. Lo sangat berarti buat kita, berarti buat semua, dan berarti buat masa depan BusterBee.”

Deg. Fokus Angel kembali, tatapannya mulai nyalang saat mendapati Piyan yang berdiri di belakang Ina. Sudut bibir Piyan terlihat biru dengan bekas darah yang mengalir di hidungnya.

“Masa depan gue bukan sama kalian!” Angel tersenyum pada Piyan yang berdiri di belakang Ina.

Lihat selengkapnya