Irisan Kesembilan
batas yang dilewati
═════════════════
"Si tengil?"
"Hm-hm,"
"Katamu anak ingusan. Aku kira dia bocah SD."
"Ternyata pemuda tampan ya?"
Si tengil yang sadar sedang sibuk dibicarakan sambil bisik-bisik itu kembali mempertegas eksistensinya. Ia masih berusaha menempatkan diri di dalam lingkaran konversasi. Zaman yang percaya tidak percaya dengan apa yang baru diucap si tengil cuma angguk-angguk dengan mulut setengah terbuka. Matanya menyipit, sudah tidak tahu harus jawab apa.
"Mungkin agak aneh kalau pemuda tampan memuji lelaki lain tampan—tapi, betulan, kamu juga tampan. Jadi, jangan menatapku sambil menyipit begitu. Entah apa yang nona ini ceritakan tentangku. Tapi, sepertinya, sedikit hal bagusnya, ya?"
Si lelaki tengil ambil dua tiga langkah mendekat, kemudian mengulurkan tangannya sambil tersenyum,
"Aku ingin sedikit memperbaiki persepsimu yang mungkin salah. Sebelumnya, namaku Sani. Aku enggak tahu alasanmu memanggilku si tengil sebab apa, tapi enggak masalah. Aku baru dilantik dua minggu lalu. Masih banyak yang harus kupelajari, jadi aku enggak meminta dimaklumi kalau aku salah."
Dibanding memperkenalkan diri, kalimatnya terdengar seperti pengakuan dosa. Dari cara Zaman menatapnya, ia juga paham kalau Zaman sudah tahu apa yang ia lakukan dua minggu lalu. Atau bisa jadi, itu 'kan alasannya disebut tengil begitu?
"Oh? Jadi, enggak masalah kalau kamu kulaporkan pada pihak kedisiplinan asosiasi? Soal—yah, kau juga paham maksudku."
"Enggak masalah, sungguh.
Aku juga enggak marah kalau dilaporkan. Waktu itu memang salahku, aku yang membangkang. Yang bisa buatku marah sekarang cuma satu. Tanganku yang ramah ini salah apa sampai dibuat menggantung begini? Ayolah, apa susahnya jabat tangan? Daripada suasananya jadi canggung begini."
Zaman dibuat menghela napas kasar, tak paham lagi harus ucap apa. Ia mengambil satu langkah, membalas uluran tangan Sani. Entah ia lakukan dengan sadar atau tidak, tapi cengkeraman tangannya yang dialiri energi berlebih itu malah membuat ketidaksukaannya terhadap Sani jadi lebih kentara.