but, i will miss you

Da.me
Chapter #12

Irisan Keduabelas | pucuk surat kedua

Irisan Keduabelas

pucuk surat kedua

═════════════════

Pucuk surat kedua.

Kutoreh dengan ragu. Sebab aku

yang mulai kehilangan jati diri

semenjak bertemu denganmu.

Satu hal yang selalu kulakukan saat aku tak lagi mampu memetakan isi kepalaku, sudah tak lagi mampu mengotak-kotakkannya agar jelas batasannya, yaitu menulis, dinyatakan dengan kata agar jelas apa-apa yang runyam.

Jadi, maaf barangkali suratku ini lebih mirip curahan hati remaja labil dibanding sebuah ungkapan rindu.

Duh malu, padahal usiaku sudah lewat kalau dikategorikan remaja.

Mau bagaimana lagi?

Aku baru dipertemukan denganmu di usia dua puluh tiga—oh, aku bukannya sedang protes pada Tuhan agar dipertemukan denganmu lebih awal. Sudah sempurna di usia segitu. Pertemuan kita sudah terlampau sempurna untuk dituntut lebih.

Seperti yang kutulis di kalimat ketiga, di usia dua puluh tiga, aku mulai kehilangan jati diriku. Untuk pertama kalinya aku dibuat bingung dengan langkahku sendiri. Dan kamu yang bisa-bisanya menyusup, tahu-tahu sudah duduk manis sambil meledek di atas puncak skala prioritasku. Padahal sebelumnya, di sana selalu kuisi dengan ambisiku sendiri.

Aku dibuat lupa sejenak pasal tujuanku menginjakkan kaki di sana. Nyatanya melenakan diri dengan melibatkanmu dalam urusanku itu menyenangkan. Aku menikmati tiap-tiap debar yang muncul saat harus berhadapan denganmu. 

Menurutmu, memangnya berdiri di atap gedung departemen agrikultur pukul sepuluh malam begitu cuma sebatas kebetulan?

Aku betulan menunggumu di sana, Tik.

Dengar-dengar, ada laporan bulanan yang harus kamu hadiri. Dengan mengandalkan sisa keberuntungan yang ada, aku menyelesaikan kelas bahasaku lebih awal dan menunggu di atap, sambil berharap kamu barangkali mampir ke sana.

Apa sebab berdoa di tempat yang tinggi dan jadi lebih dekat dengan Tuhan ya, makanya doaku dikabulkan?

Kamu betulan datang. Meskipun dengan lelaki yang tak kukenal, yang macam benci sekali denganku. Macam nenek moyangku punya hutang triliunan dolar pada nenek moyangnya dulu.

Lihat selengkapnya