but, i will miss you

Da.me
Chapter #28

Irisan Keduapuluhdelapan | surat keempat

Irisan Keduapuluhdelapan

        

surat keempat

═════════════════

Pucuk surat keempat,

kutoreh dengan penuh syukur.

Sebab kamu yang masih bertahan

membaca berlembar-lembar kalimatku.

Terima kasih.

Pada lembar ini, aku ingin membawamu pada hari paling bahagiamu. 

Hari di mana akhirnya mimpi-mimpimu disegerakan, dan kebebasanmu bukan lagi angan-angan. Maaf, hari itu aku tidak bisa menyelamatimu dengan tulus.

Maaf, hari itu aku tidak bisa tersenyum tulus atas bahagiamu. Maaf, karena hari itu aku tidak bisa menguasai diriku atas dukaku. Maaf sudah menghujanimu dengan kata yang tidak kamu suka. Maaf. Maaf.

Sebelumnya aku tidak pernah bayangkan, kalau lengkung teduh senyummu yang kusukai bisa mendatangkan sesak sehebat itu. 

Saat itu aku belum paham, atas bisa-bisanya kamu tersenyum sebahagia itu saat tahu aku akan pergi. Aku dibuat menduga yang tidak-tidak. Aku dibuat sakit hati yang tidak perlu. Ah, maksudku... Saat itu aku sempat berpikir, "Memangnya, kamu, tidak berduka—sedikit... saja—atas kepergianku?" Begitu.

Maaf, aku terlambat mengetahui alasannya.

Hari itu, aku takut.

Sungguh. 

Membayangkan kepergianku, membayangkan ketidakberadaanmu, aku dibuat takut setengah mati, Tik. 

Hari itu, aku dibuat putus asa melangitkan doa pada Tuhan. Aku kecewa pada Tuhan. Aku marah. Macam doa-doa yang tiap malam dengan sabarnya kugaungkan tidak ada artinya. Aku tetap harus pergi. Aku dan kamu pada akhirnya tidak seperti inginku.

Lihat selengkapnya