Irisan Ketigapuluhlima
hari-hari sibuk
═════════════════
Bukannya tidak pernah terpikirkan.
Gagasan gila itu sempat terbesit sejenak dalam benaknya, sesekali, kemudian hilang lagi berkat pikiran paling rasionalnya. Membayangkan kalau-kalau ia ikut saja ke Eden, kalau mati di perjalanan ya tinggal mati saja, kalau beruntung selamat, barangkali tidak buruk juga dibuat sibuk merintis kehidupan di sebuah planet baru, dipertemukan kembali dengan ayahnya yang ia benci setengah mati, dan berjuang bertahan hidup bersama si lelaki Segani.
Detik sendiri dibuat tak paham, bisa-bisanya saat ini ia dibuat memohon pada Mr. Bridenstine agar membawanya pergi ke Eden.
"Andai aku bisa."
Mr. Bridenstine berbalik, melangkah mengikis jarak keduanya, hingga kedua lengannya mampu meraih kedua bahu mungil milik Detik, menguatkannya.
"Asosiasi tidak akan mengizinkanmu berangkat dengan kondisi kesehatanmu yang seperti ini, Tik."
Iya. Detik sempat lupa tentang penyakitnya sendiri.
═════════════════