Irisan Keempatpuluhlima
kepulangan
═════════════════
Langkah kakinya diburu waktu.
Janjinya empat puluh menit lalu, dan lelaki itu terlambat. Sebenarnya bukan masalah besar kalau usianya masih semuda dulu atau gedung-gedung asosiasi tidak banyak berubah. Dua puluh lima tahun setelah kepergiannya, gedung asosiasi terasa asing. Lelaki itu bingung hendak mendaratkan langkah ke mana.
Beruntunglah seseorang menepuk bahunya, kemudian hangat menyapanya. Belum mengucap barang sekata pun sang lelaki langsung tahu siapa yang baru menyapa. "Karang?"
Perempuan itu mengangguk. Sedang raut wajahnya agak membingungkan. Antara bahagia sebab melepas rindu, atau kalut membawa kabar buruk. "Kamu kemari untuk Sani?" Sang lelaki cepat-cepat mengangguk. Namun, macam sebuah anggukan tidak cukup menjawabnya, perempuan itu mengedarkan pandangannya, mencari sesuatu.
"Detik tidak bisa ikut. Fisiknya tidak cukup kuat untuk perjalanan jauh."
Di luar dugaannya, Karang menyapukan wajahnya, sambil menghirup napas dalam-dalam.
"Cepat ikut aku ke gedung medis, Zam. Sani ada di ruang gawat darurat."
═════════════════