But You

Yaraa
Chapter #6

6. Tersadar

Rinai menggeleng pelan beberapa kali agar pikiran itu keluar dari kepalanya karena memapah si pangeran tidak jadi dilakukan melainkan hanya membayangkan dan berakhir menolong seorang siswi yang kebetulan sudah pucat pasi ditempatnya kemudian dengan sigap Rinai membawanya ke ruang kesehatan meninggalkan pangerannya ditolong oleh orang lain.

Sampai di ruang kesehatan Rinai memberikan minuman hangat untuk si perempuan disusul kedatangan pangerannya yang di papah orang lain begitu saja melewatinya.

"Kasih teh manis."

Rinai cukup mendengarkan apa kesukaan si pangeran saat sakit begini lagipula tak memiliki keberanian jika berhadapan langsung untuk sekadar menyodorkan minuman teh manis yang notabene kesukaannya juga.

"Rin, udah selesai kan?" tanya Ratih merasa sudah enakan.

Seakan disadarkan kembali, Rinai menoleh pada Ratih langsung mengangguk begitu keduanya pergi tanpa menyadari sepasang mata tengah memperhatikan, Rinai khususnya.

"Boleh aku ke rumahmu sebentar soalnya ayahku belum jemput," kata Ratih melihat tempat biasanya ayahnya menjemput tapi kali ini tidak ada.

Tanpa lama-lama Rinai mengangguk setuju karena kasihan jika Ratih menunggu disekolah yang orang-orangnya sudah pulang duluan kecuali beberapa anak ekstrakulikuler kebanyakan tak dikenal Ratih.

Di rumah Rinai yang sepi tidak banyak yang bisa dilakukan oleh Ratih namun ia bersyukur bisa berkunjung dan beristirahat sebentar agar pusingnya hilang.

"Rinai, ibu kamu pergi kemana?" tanya Ratih duduk di karpet.

"Kerja sama ayah."

Ratih tercengang. "Kamu sendirian dong?"

"Begitulah tapi mereka juga suka pulang kok, jadi aku gak takut kalaupun harus sendirian." Rinai menjawab dengan enteng lagipula karena terbiasa, keberanian akan muncul meski tak dipersiapkan.

Akhirnya Ratih bosan juga duduk di karpet memilih keluar melihat-melihat lingkungan sekitar. Ia senang dilingkungan baru dan sunyi tanpa gelak tawa merendahkan seolah dirinya yang paling buruk.

"Kok diluar?" tanya Rinai mendekat.

Ratih terkejut. "Kamu kapan kesini?" Dia sama sekali tidak menyadari kedatangan Rinai.

Rinai terkekeh kecil. "Makannya jangan ngelamun nanti ada sesuatu loh!"

Namun setelahnya, Rinai terbelalak antara ingin tertawa dan terkejut ketika Ratih menunjukan sesuatu dilehernya. Ia tidak pernah melihat seseorang memakai kalung bawang putih asli kalaupun melihat, itu hanya ada di tayangan televisi yang mengkisahkan tentang cara mengusir vampir.

Lihat selengkapnya