But You

Yaraa
Chapter #7

7. Bertemu

Organisasi Siswa Intra Sekolah atau disingkat OSIS cukup populer keberadaannya namun kualifikasi saat mengajukan diri sebagai anggota harus siaga kapan saja membuat beberapa calon gugur ditengah jalan. OSIS di SMA 19 tidak main-main dalam memilih calon anggotanya karena merupakan acuan dasar untuk para siswa-siswi menaati peraturan sekolah tanpa melanggar satu pun kebijakan yang dituliskan.

Tak biasanya, kini Rinai sedang bersama Michelle duduk di bangku dekat kantin entah dimana keberadaan Ratih tapi jika keduanya bertemu, dipastikan tidak akan baik-baik saja suasananya.

"Pulang sekolah kamu mau kemana, Rin?" tanya Michelle setelah menghabiskan makanan ditangannya lalu mengamati beberapa orang berjalan.

"Kayaknya gak kemana-mana, kenapa memangnya?" Rinai merasa aneh dengan pertanyaan Michelle.

"Jalan-jalan yuk kebetulan ditempatku ada tempat wisata baru buka."

"Harga tiket masuknya?" Rinai harus tahu dulu sebelum mengiyakan ajakan Michelle sebab Rinai jarang jalan-jalan kalau tidak menyangkut kepentingan sekolah.

"Gratis, soalnya aku termasuk orang daerah sana jadi gratis."

"Kan kamu, kalau aku?"

Michelle tersenyum. "Gak usah dipikirin aku tau kok caranya."

Semoga tidak dengan cara yang curang meskipun Rinai kurang tertarik dengan namanya tempat wisata karena terlalu banyak orang berseliweran apalagi baru dibuka. Mungkin Michelle memang benar-benar punya cara entah bagaimana itu.

Di SMA 19 ada kebijakan di lapangan untuk berkumpul sesuai ruang kelas ataupun organisasi jadi Rinai kadang was-was kalau seandainya sesuai organisasi karena dia belum juga menentukan akan ikut ke organisasi mana meski guru-guru selalu memperingatkan agar memilih setidaknya satu. Sempat terlintas akan ikut organisasi OSIS tapi ide itu cepat ditepisnya, akan lebih baik tidak ikut apa-apa walau nanti mendapat teguran untuk kesekian kali.

Hari ini juga tidak terlalu mengasyikan untuk dijalani sebab pangeran kesayangannya tak muncul dibarisan OSIS atau dimana pun yang Rinai tahu dan harus kemana lagi ia mengedarkan pandangan?

Bahkan hingga bel pulang berbunyi, tak juga melihat keberadaan si pangeran.

"Kamu dimana sih? Mau sembunyi dari aku? Padahal kamu jadi penyemangat aku disekolah ini," gumam Rinai lesu.

"Jadi kan?"

Untung Michelle tidak mendengar gumaman Rinai mengenai pangerannya yang menghilang. Ia sangat merindukannya dan ingin bertemu walau sebentar.

"Rin, kamu kenapa sih gak mau ikut ya?" ulang Michelle merasa tak diperhatikan.

Rinai gelagapan. "Nggak gitu aku... aku–"

"Pasti kamu nyariin Ratih kan?" potong Michelle kecewa.

Kebenarannya, Michelle mengatakan hal yang tidak pernah terpikirkan oleh Rinai meski ada kepikiran pun bukan begitu lalu bagaimana cara Rinai menjelaskan tanpa mengatakan sejujurnya kalau sedang kepikiran pangerannya yang tidak hadir?

Lihat selengkapnya