But You

Yaraa
Chapter #9

9. Nama

Pagi-pagi sekali Rinai sudah stay di depan halaman untuk sekadar memastikan pangerannya lewat. Ia sampai bolak-balik dan akhirnya kelelahan menunggu. Pangerannya tidak juga muncul padahal Rinai ingin sekali melihatnya.

"Apa dia gak datang ke sekolah?"

"Cari apa hayo?" tegur Ratih niatnya mengagetkan Rinai yang tadinya ingin ke UKS untuk meminta obat pusing.

"Kamu sudah datang tumben?"

"Ada deh, eh kamu kok disini kenapa gak di kelas atau ditempat biasa?"

"Lagi bosen aja," jawab Rinai seadanya–tak mau mengaku lebih tepatnya.

Ratih kemudian duduk di teras memandangi sekitar yang lumayan sepi dari lalu lalang siswa-siswi. Sedangkan Rinai terus memperhatikan jalan yang sering dilewati pangerannya. Lama berdiri membuatnya pegal kemudian bergabung dengan Ratih.

"Rin, kalung ini menurutmu aneh gak?" tanya Ratih meminta pendapat tentang kalung yang setiap harinya harus dipakai.

"Nggak juga cuma kita harus menghormati apa yang dikatakan orang tua kan?"

"Iya kata ibu sama ayah ku biar aku gak sakit-sakitan lagi."

"Kalau demi kebaikan, kenapa mesti sedih?"

"Malulah, kata teman-teman ku dikelas aku aneh karena pakai kalung bawang putih asli."

Rinai tidak bisa berbuat banyak. Ia memberikan permen coklat kesukaannya. Ratih memandang Rinai heran.

"Aku harus makan permen coklat?"

Lihat selengkapnya