Tugas dikerjakan dari jauh-jauh hari sangat menyenangkan saat guru menyuruh mengerjakan. Rinai hanya perlu memeriksa dan setelah ada murid yang mengumpulkan baru ia ikut bergabung. Intinya jangan terburu-buru nanti salah bisa-bisa nilainya jelek. Nilai pelajaran penting diperbaiki selain akhlak.
"Rin gue belum nomor 8. Lo pasti selesai," tuding Gion menyelidik.
Lagi-lagi sosok Gion, satu-satunya orang tak tahu malu datang ke bangku Rinai dengan membawa barang-barangnya. Ia sangat gigih dalam mendapatkan nilai terbaik daripada mendengarkan papanya menceramahi perihal nilai yang tak sesuai harapan.
"Nomor 8 ada dihalaman 14," jawab Rinai cepat.
"Sip, yang lain boleh lah dispill," pinta Gion melunjak. Ia belum puas jika satu soal.
"Gi, boleh nanya?"
"Nanya apaan? Ini gue lagi nanya juga ke lo tentang jawaban LKS."
"Di anggota OSIS ada yang namanya diawali huruf A?"
"Banyak lah, kenapa memang?"
Gion tersadar kemudian pandangannya menyiratkan ada yang janggal dalam pertanyaan Rinai.
"Lo mau gabung OSIS karena banyak orang berinisial A atau..."
"Nggak, nanya aja ada berapa orang?"
"Ya mana gue tau, tapi gue ada sih satu yang gue anggap adek sendiri, kepo kan lo?" Gion malah terkekeh dengan wajah Rinai yang sepertinya menunggu jawaban.