Hari ini di dalam kelas semua penduduknya disibukkan dengan urusan Gion yang katanya menjadi gitaris utama penampilan untuk perwakilan kelas. Padahal Gion tidak terlalu suka bermain alat musik dan jika sedang gabut saja ia memainkannya lalu sekarang disuruh menampilkan di hadapan semua orang termasuk guru-guru sehingga mau tidak mau Gion harus mempersiapkan segalanya.
"Ini siapa penyanyinya elah gue udah latihan ini," rutuknya mulai kesal.
"Kan pacar lo," sahut salah satu siswa yang mencoreti papan tulis dengan asal sampai teman disampingnya menoleh.
"Pacar? Lah pacar–ck kalian pengen gue tabok hah!" Gion menghela napas kemudian bertanya lagi. "Mana yang mau nyanyi?"
"Gue sih ogah nanti malah malu-maluin lagi."
Gion pun memetik gitarnya tanpa vokalis kemudian teman-temannya juga sibuk dengan urusannya masing-masing. Rinai yang masih kebingungan dengan formulir pendaftaran akhirnya memberikan pada Gion. Entah salah atau tidak, intinya Rinai tidak mau ambil pusing karena beberapa bulan lagi akan naik kelas 12.
"Eh apaan nih?" permainan gitarnya terhenti ketika Rinai datang.
Rinai tak menjawab lagipula Gion bisa membaca apa yang Rinai berikan. Gion bangkit mengikuti Rinai yang duduk lagi ke tempatnya.
"Mau nyanyi gak?" tawarnya dan Rinai hanya menggeleng.
"Ayolah Rin suara lo pasti salah satu vbagian suara emas gue butuh."