Hari-hari di Vanilla Butter selalu dimulai dengan kesibukan Melty yang mempersiapkan berbagai jenis kue dan pastry. Pagi itu, sinar matahari yang masuk melalui jendela kaca tetap besar di depan toko memberikan nuansa hangat dan nyaman. Aroma manis dari berbagai adonan yang sedang dipanggang memenuhi udara, menciptakan suasana yang mengundang siapa saja yang lewat.
Melty sedang merapikan beberapa kue di etalase ketika pintu toko terbuka, dan lonceng di atasnya berdenting lembut. Dia mengangkat kepala dan tersenyum melihat pelanggan yang masuk. Ia segera bergegas menghampiri para pelanggan dan menawarkan berbagai macam kue.
Setelah keramaian toko selesai, Melty bermaksud beristirahat sebentar dengan memasang papan yang menandakan sedang istirahat. Kudapan-kudapan butter gratisnya tetap ia sediakan di luar. Sementara Melty melemparkan diri ke kursi, ia menangkap sosok Burno mendekati tester butternya. Mata Melty terbelalak dan segera mengamati Burno.