Entah bagaimana, semesta selalu punya cara untuk bisa mempertemukan, mulai dari cara termanis sampai cara yang tidak masuk akal.
***
Handphone Dimas bergetar, tertera nama Salma ada di layar ponselnya. "Eh, ini Salma nelpon, ternyata dugaan gue salah, dia masih perduli sama gue. " Dimas bergumam sebelum menjawab panggilan dari salma.
"Haloooo. Dimas, lo dimana?? Gimana lo? Baik - Baik aja kan?" Dimas bisa mendengar Suara Salma terdengar cemas dari ujung telepon.
"Iya.. Gue gapapa."Jawab dimas dengan nafas yang masih terengah – engah.
"Syukur deh kalo gitu, tapi gambarnya udah lo ambil semua kan?" Dimas melotot teringat kameranya yang terjatuh dan tidak tahu letak nya dimana sekarang.
"Mati gue. " Batin dimas.
"I.. Iyaa aman kok aman." Dimas berusaha meyakinkan Salma yang tidak mengetahui kebenarannya.
"Oke deh nanti gue hubungi lagi ya Dim see you." Tanpa menunggu jawaban dari Dimas, Salma pun menutup panggilan nya.
Dimas mengusap wajah frustrasi sebelum ia bangkit dari tempatnya dan berniat kembali menulusuri tempat - tempatnya yang sudah di lewati meski dia tau hal itu percuma. Namun siapa tau tas berisi kamera itu masih belum jauh dari tempatnya. Tidak ada yang tau.
***
Aya yang beristirahat duduk di sebuah bangku taman. Ia mengibas – ngibaskan topi yang ia pakai karena merasa lelah, keringat itu masih mengalir dari keningnya. Saat menoleh, Aya mendapati tas berwarna hitam di samping pohon membuat dahinya mengernyit. Dengan penasaran ia menghampiri tas itu kemudian membuka isi dari tas nya.
"Yaampun. Isi nya kamera!" Aya terbelalak ketika melihat tas itu adalah kamera yang jelas sekali seseorang telah meninggalkannya atau lebih tepatnya kehilangannya. Aya mengedarkan pandangannya ke sekeliling pengunjung yang ada di taman, ia pun berinisiatif bertanya – tanya pada setiap pengunjung dengan harapan menemukan pemilik nya.
"Mas mas... Merasa kehilangan tas ga?" tanya Aya kepada salah satu pengunjung. "Engga mba maaf bukan punya saya. "
Beberapa orang sudah ditanyai oleh gadis itu namun tak satupun yang mengakui keberadaan tas itu. Ia pun mencebikkan bibirnya seraya menatap kasian pada kamera itu.
Yaampun kasian banget si kamu, ga ada yang mengakui keberadaan mu disini.
"Apa gue bawa balik dulu ya ini kamera?" sebuah ide terlintas dikepalanya. Ia memasukkan tasnya kedalaman keranjang sepeda, Aya bingung apa yang harus di lakukan dengan barang yang baru ia temukan dengan perasaan tidak enak karena pasti pemiliknya sedang susah payah mencarinya.
***
Dimas masih mencari cari kemana hilangnya kamera itu dengan perasaan yang penuh kegelisahan hingga akhirnya ia menabrak tubuh seorang perempuan.
"Duhhhh.. Mas kalo jalan tuh liat - liat dong! " Keluh gadis itu kepada Dimas yang ternyata dia adalah Aya.
"Mbaknya aja bukanya liat - liat malah nabrak saya!" Protes Dimas dengan nada sedikit nyolot.
Alamak, galak kali masnya.
Dimas masih mengomel panjang lebar namun Aya hanya mencibir nya dengan memaju - majukan bibir. Sebelum pergi meninggalkan pemuda itu, Aya sempat ingin bertanya padanya tentang tas temuannya tapi urung, karena sikap Dimas yang menjengkelkan. Hingga akhirnya Aya memutuskan untuk pergi dari tempat itu.
***
Sesampainya dirumah, Aya yang memegang tas itu di sambut oleh Bu Sarah, orang yang dikenal sebagai Ibu nyaAya.
"Aya. Itu apaan? Abis nyolong ya?" Ibu Sarah terheran pada benda yang digenggam anaknya.
"Enak aja! Ini aku nemu di taman, gatau punya siapa, makanya aku bawa pulang dulu." Protes Aya Sambil mengeluarkan kamera dari dalam tasnya membuat mata Bu Sarah membulat sempurna melihatnya.
"Yampun Aya. Ini kamera siapa?, kalo kamu nemuin ini, itu tanda nya rejeki kamu, kita jual aja kameranya ya." Mendengar hal itu, Aya menyentakkan kepala nya dan menjauh dari Ibu nya.
"Ga bu. Ini hak orang lain, ga boleh kaya gitu." Bu Sarah mengehela nafas mendengar protes dari Aya.
"Yaudah, Aya mau mandi dulu mau siap - siap ketemu Aldi." Setelah berujar, Aya pun bergegas masuk kedalam rumah meninggalkan ibunya yang masih berdiri diambang pintu.
Hari ini, tepat satu tahun hari jadinya dengan Aldi – Pacarnya, ia masuk kamar mandi dengan perasaan yang berbunga dengan raut wajah yang sumringah.
Dandan yang cantik supaya Aldi makin sayang sama gue.