Langkah Cinta

YanuarSandieWijaya
Chapter #5

Satu Dunia

Saat dunia terasa tidak ramah dengan mu, kau tidak perlu berubah, yang perlu kau lakukan hanya perlu mensyukuri bahwa kau masih di beri kesempatan untuk melanjutkan hidup.

***

Aya harus menatap kagum ketika sebuah motor antik harley dengan warna hitam mengkilap berdiri gagah didepan matanya terlihat begitu mewah, motor yang biasa di gunakan untuk touring terpampang jelas didepan matanya yang akan di naiki oleh Dimas.

"Kok diem aja? Ayo, katanya mau cari makan." Ajak Dimas pada Aya yang masih menganga dengan keajaiban yang di hadapinya saat ini.

"Ini motor lo? Kita mau naik motor ini?" Sebelah alis Dimas terangkat, mendengar pertanyaan Aya, kemudian ia mencoba menyombongkan diri.

"Ya jelas lah. Kenapa? Lo ga pernah naik motor ini? Ayo buruan naik." Aya mencebikkan bibirnya, menyerah dengan tingkah laku Dimas. Tapi tak pelak ikut naik diboncengan motor Dimas.

Setelah memakaikan helm untuk Aya suara gas motor yang besar itu terdengar jelas di telinga Aya, membuatnya semakin bersemangat.

Aya berteriak kencang sambil menaikkan tangannya mengepal di udara. Tidak peduli dengan lirikan orang - orang dari kendaraan yang melintas.

"Woy.. Gue suka banget naik motor ini." Dimas terkekeh sambil menggeleng kepalanya dengan tingkah Aya. Tidak ia sangka gadis semanis Aya bisa sangat bersemangat dan terlihat senang di atas motornya itu.

"Sekarang kita mau cari makan dimana?"

"Apa? " Aya kurang mendengar pertanyaan Dimas karena suara bising kendaraan yang melintas di Sekelilingnya.

"Gue bilang mau makan dimana?" Dimas sedikit berteriak agar Aya bisa mendengar.

"Terserah lo yang jauh aja kalo bisa. Gue mau keliling Jakarta."

Dimas hanya mengacungkan Jempolnya mengiakan permintaan Aya.

***

Sudah biasa dengan kehadiran Salma di kantornya, karyawan itu membiarkan Salma dan Rizky masuk ke ruangan Dimas menyilahkan mereka untuk duduk menunggu setelah di tanya "Ingin menunggu apa pulang saja." karena Salma memilih menunggu.

Mereka berdua sudah ada studio foto Dimas, tanpa mengabarinya, jadi mereka harus rela menunggu Dimas. Rizky Dan Salma berniat untuk menanyakan kelanjutan tentang foto prewedd mereka.

Mata Rizky memutar acak melihat - lihat setiap sudut yang terdapat di ruangan. Sambil menjelajah, Salma menjelaskan setiap benda yang dipegang oleh Rizky, membuat Rizky mengenali siapa sosok sahabat calon istrinya itu.

Gerakan Rizky terhenti saat mendapati sebuah foto berbingkai yang gambarnya adalah foto Salma dan Dimas mengenakan seragam SMA dengan penuh coretan yang sedang berpelukan itu, rasa sedikit cemburu menembus hatinya sehingga membuat sebuah pertanyaan terlontar dari mulutnya.

"Kamu sama Dimas itu emang deket banget ya dari dulu? " Salma menghela nafas sebentar sebelum menjawab. "Kedekatan aku sama Dimas itu sejak SMA, terus kita satu universitas, terus yang aku kenal di universitas cuma Dimas, dia yang sering banget bantuin aku, jagain aku, temen cerita aku, tempat bersandar aku, telinga aku. Dulu aku pikir dunia aku itu cuma Dimas aja.." sebelum menyelesaikan kalimat nya Salma memberi jeda sedikit.

"Tapi sekarang di Dunia aku udah ada kamu yang bakal bersama sama aku selama nya." Rizky mengembangkan senyum kecil, sebelum ia menemukan selembar kertas yang sudah lusuh yang dilipat menyelip dibelakang bingkai foto. Rizky pun membuka kertas itu yang ternyata adalah sebuah surat, didepan nya tertulis "Dear Salma."

Isi dari surat itu tidak lain adalah sebuah pesan yang tidak mungkin tersampaikan kepada Salma dengan lisan, surat itu berisi isi perasaannya pada Salma. Setelah membaca isi surat yang sudah sangat lusuh itu, Rizky menoleh pada Salma dengan tatapan yang tidak bisa di definisikan, membuat dahi Salma mengerut tidak mengerti.

"Kenapa sayang? " Rizky hanya menggeleng karena tidak ingin Salma tahu ia mengetahui privasi Dimas.

"Sayang. Kita pulang aja ya, pake jasa fotografer lain. Dimasnya aja sekarang kemana tau." Salma menatap Rizky datar dan terheran kenapa tiba - tiba dia tidak ingin memakai jasa Dimas dan mengganti jasa?. "Tapi kan ini tinggal ngambil aja sayang."

"Gapapa kita pake jasa fotografer lain aja." Rizky tetep bersikeras untuk tidak menggunakan jasa Dimas. Salma hanya bisa menuruti kemauan calon suaminya itu. "Yaudah deh terserah kamu aja."

***

Lihat selengkapnya