Langkah Cinta

YanuarSandieWijaya
Chapter #7

Bimbang

Terkadang, perasaan memang tidak menentu, ketidakpastian adalah salah satu faktor utama seseorang merasa Bimbang.

***

           

Pagi ini, Salma beniat untuk menghampiri Dimas, terkait masalah foto prewedd kemarin. Salma masih menumpukkan dagunya diatas tangannya ketika Dimas datang dengan motornya dan berjenggit ketika melihatnya.

"Salma? Lo ngapain pagi - paagi di sini?" Tanya Dimas seraya melepas helmnya.

"Lo kemana aja kemarin?" Salma sudah bersungut dihadapan Dimas, menunjukkan kekesalan, karena seharian kemarin Dimas tidak ada kabar, tidak bisa dihubungi, padahal kemarin ia menunggu di Studionya.

"Gak ada kabar sama sekali, ngilang ga jelas." Sangsi Salma.

"Maaf sal, kemarin gue–" Dimas tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena detik selanjutnya Salma memotong kalimat Dimas.

"Udah deh Dim, jujur dan to the point sama gue please." Sangsi Salma.

"Oke gue jujur, " Dimas menghela nafas sebelum menjelaskan.

"Jadi kemarin kamera gue sempet ilang, nah makanya gue terus ngulur waktu supaya lo ga tau dan ga panik kalo kamera gue ilang." Jelas Dimas.

"Ilang? Kok bisa?"

"Iya, kamera gue ilang waktu gue di kejar kejar Anjing waktu itu sempet jatoh, nah terus ada yang nemuin kamera gue makanya kemarin gue pergi seharian." Salma menerima alasan Dimas, ia manggut paham.

"Tapi gara – gara kemarin Rizky jadi gamau lagi pake jasa foto lo." Mendengar hal itu, mata Dimas sontak terbelalak sempurna.

"Kenapa?"

"Gue juga gatau, tiba – tiba aja, jadi maaf banget gue ga bisa pake jasa lo lagi. " Suara Salma terdengar seperti merasa bersalah. Dimas menghela nafas berat.

"Iyaudah gapapa kok Sal. Gue sadar diri gue udah ngecewain klien. "

"Iyaudah kalo gitu gue pulang ya Dim, maaf udah ganggu waktu lo. Gue kesini cuma mau nyampein itu aja." Salma hendak melenggang pergi dari sana, namun dengan cepat Dimas mencekal pergelangan tangannya.

"Lo gamau gue anter pulang?" Salma menoleh pada Dimas sebentar.

"Gue bisa pulang sendiri, thank you Dim." Balas Salma, seraya melanjutkan langkahnya.

"Sal, gue cuma kangen aja.” Suara Dimas menghentikan langkahnya, Dimas menghampiri Salma, lantas menariknya dalam dekapannya.

Salma masih berusaha mencerna apa yang terjadi saat ini, ia mengerjapkan matanya beberapa kali berusaha mengetahui apa maksud dari perlakuan Dimas. Adalah hal yang sudah biasa ketik Dimas memeluknya, bertahun – tahun bersahabat dengannya membuat mereka tidak jarang saling memeluk untuk sekedar melepas Rindu maupun saling menenangkan.

"Dim, kenapa? " tanya Salma, dengan gerakan pelan ia melepaskan pelukan Dimas.

"Gue rindu masa masa kita saat dulu Sal." Dimas meraih tangan Salma. "Dulu lo selalu ngasih perhatian ke gue, tapi semenjak ada Rizky, semuanya berubah bagaikan negara api yang menyerang." Salma terkekeh geli mendengar gurauan Dimas seraya memukul pelan lengannya..

Dulu Salma selalu lebih mementingkan Dimas di banding pacar – pacarnya, mantan Salma itu banyak, kalau di itung itung ya ada sepuluh lah, semenjak SMA sampai Universitas. Dulu Salma adalah orang yang selalu membuat hati Adimas tidak bisa berpaling dari siapapun, di saat Salma putus dari pacarnya.

Dimas selalu ada di sana menjadi bahu Salma untuk bersandar, menjadi telinganya untuk mendengar keluh kesahnya. Dan menjadi raganya untuk berlindung. Namun semua itu kandas karena tersadar bahwa Salma sebentar lagi akan dibawa seorang Pria yang sudah siap untuk membawa Salma menju kehidupan yang baru.

"Dim, ini semuanya udah beda, maaf banget kalo selama ini gue selalu nyusahin lo ya. Selama ini kalo ada apa-apa gue selalu lari ke Lo."

"Tapi Sal, kalo lu udah nikah nanti apa kita masih bisa sama – sama kaya dulu?" Salma terkekeh sebentar mendengar pertanyaan Dimas.

"Makanya cari cewe Adimas sayaang." Jawab Salma seraya memainkan pipi Dimas.

Dimas merasa dia adalah cowo paling bodoh, ga mikir, kalau Dimas tidak mengungkapkan perasaannya pada Salma, dia akan menyesal. Sesak memenuhi dada Adimas, sesaat ia terdiam di tempat.

"Eh Dim, kita udah lama deh ga jalan bareng kaya orang nge date gitu" Ucap Salma tiba - tiba. "Iya ya, kapan terakhir kita jalan bareng?" Balas Dimas seraya mengetuk dagunya.

"Gatau lupa, gimana kalo kita jalan bareng lagi." Ajakan Salma membuat Dimas mengulum senyumnya.

"Emang ga apa apa? Kalo Rizky tau gimana?"

"Dim, Rizky itu tau nya lo sahabat gue, you know Sa-ha-bat."

Tuh kan Dim, Salma sampe nekenin kalo hubungan lo berdua cuma Sahabat! Jangan berharap lebih apalagi tuh orang mau nikah!

"Yaudah. Kapan kita bisa jalan bareng? Sebelum lu sah jadi istrinya Rizky, nanti kalo udah bersuami kan lu bakal jarang jalan sama gue." Dimas berujar dengan nada sedikit meledek.

“Nanti deh, sekarang juga kan lo sibuk, dan gue juga sibuk ngurus pernikahan.” Kata pernikahan membuat Dimas menggit bibirnya.

“Iyaudah, see you next ya, semoga lancar sampai hari pernikahan.” Dimas berujar seraya menunjuukkan senyumnya. Meskipun tersenyum, tapi hati Dimas merenung, Selama ini ia sudah membohongi perasaanya sendiri pada Salma, hingga sekarang pun, perasaannya tidak pernah sampai pada Salma.

***

Di birai balkon sudah terdapat dua gadis yang sedang Asik mengobrol, dengan di cemilan di atas meja, membuat hari ini sempurna bagi kedua gadis ini untuk quality time.

Lihat selengkapnya