Hati yang tidak tidak sopan ini, merasakan Rindu yang entah darimana datangnya, membuat diri ini menyalahkan diri sendiri.
***
Pagi ini Aya terlihat ceria dikampusnya, siapapun dia sapa, dari mulai Maba yang tidak begitu mengenalnya sampai dosen yang pernah memberinya nilai D pun disapa ramah oleh Aya.
Dewi yang melihat Aya bersikap tidak biasanya sejak tadi pagi lantas kepo, apa yang terjadi dengan temannya ini, kenapa tiba-tiba ramah gini sama semua orang. "Ha.." Gerakan Aya berhenti ketika akan menyapa seseorang yang ternyata dikenal sebagai mantannya sendiri."Y." Aya melanjutkan sapaannya meski tidak menoleh pada Aldi.
"Lah kok lo jadi salting Ay? " Tanya Dewi sambil terkekeh.
"Siapa yang salting? Ngapain gue salting?"
Aldi yang melihat Aya kemudian berlalu begitu saja tanpa membalas sapaan Aya yang niat tidak niat barusan, padahal biasanya Aldi akan berisik mengemis – ngmis minta maaf pada Aya namun hari ini lain, ia tidak menghiraukan Aya dan berlalu begitu saja.
Itu dikarenakan kemarin Aldi melihat instastory Aya yang sedang makan bakso, disana terpampang juga foto Dimas, Aldi merasa dia sudah semakin jauh dari Aya.
Aya menyadari ada yang berbeda dari Aldi, pemuda itu mengabaikan Aya hari ini, sama sekali tidak mengganggu Aya seperti mengemis maaf darinya. Hal itu sebenarnya yang diimpikan impikan Aya agar sang mantan tidak selalu mengganggunya, tapi justru setelah melihat kondisi barusan, itu justru makin mengganggunya, pikiran Aya jadi berkecamuk sebelum akhirnya mencoba tidak perduli dan menggedikkan bahunya.
***
Siang ini dikantin Cukup ramai, tidak ada tempat sama sekali bagi Aya dan Dewi untuk duduk setelah menyebar pandangan kemana – mana.
Disudut kantin, Aldi mendapati Aya yang sedang menjelajah seisi kantin bersama Dewi, melihat hal itu, Aldi merasa kasihan dengannya. Pemuda melambai – lambaikan tangannya pada Aya pertanda memanggilnya untuk kesana, Dewi yang menyadarinya menarik – narik baju Aya memberi tau kode dari Aldi.
Ketika mendapati Aldi yang ada diujung sana, Aya memutar bola matanya lalu berbalik arah, namun gerakannya terhenti karena ditahan oleh Dewi."Ay, Ayolah. Lagian emang lo liat ada tempat buat kita duduk? Buat sendiri aja susah, apalagi berdua."
Aya mengedarkan pandangannya, masih berusaha mencari tempat yang kosong namun nihil. "Ay, gue udah laper." Dewi mengerucutkan bibirnya yang dibalas dengan helaan nafas berat dari Aya.
"Yaudah." tidak ada pilihan lain, tidak apalah satu meja dengan mantan, lagian cuma untuk makan. Mereka pun berjalan menghampiri Aldi disudut kantin yang sedang sendirian.
"Boleh duduk disini ga?" Alih – alih Aya yang bertanya, melainkan Dewi yang bertanya pada Aldi. Tanpa pikir panjang Aldi sudah pasti memperbolehkannya.
Kantin dikampus ini memang disediakan meja dan bangku panjang untuk kapasitas empat orang. Aya yang berpura – pura tidak melihat Aldi sama sekali, langsung duduk mengambil tempat begitu saja. Kini mereka duduk bertiga.
Aldi berusaha tetap kalem didepan Aya seraya meminum es teh manisnya dengan sedotan. "Kok manis banget ya tehnya." Ujar Aldi setelah minum. Sebenarnya ia ingin basa – basi terlebih dulu pada Aya, untuk menanyakan tentang instastory nya kemarin, namun urung karena melihat ekspresi Aya yang sudah badmood.
"Yaiyalah kan ada gue." Dewi terbelalak mendengarnya, padahal sepertinya Aya sudah tidak perduli lagi dengan Aldi tapi ternyata tidak. Aldi tertawa mendengarnya.
"Gombalan basi. Dew cepetan makannya." Ketus Aya.
"Gausah buru - buru kali." Ujar Aldi.
"Males ada lo soalnya." Ketus Aya yang sudah tidak nyaman dengan suasana seperti ini, sebenarnya Aya jadi badmood karena tadi pagi Aldi mengabaikannya, padahal kan itu hal yang dinantikannya, tapi setelah terjadi justru Aya tidak senang dengan keadaannya.
Dewi memberikan kode pada Aya supaya tetap kalem, gaenak woy ini meja dia duluan yang nempatin, tau diri dong!
Aya bukannya terlalu jahat pada Aldi, namun ia hanya tidak ingin rasa debarannya terlalu lama ketika didekatnya, karena sejujurnya Aldi belum sepenuhnya luput dari hatinya.
"Maksud gue, gausa buru - buru, kalo lo gasuka, gue yang pergi dari sini."
Dewi sudah menarik tangan Aldi sebelum Aldi sempat bangkit dari tempatnya. "Jangan gitu dong. Ini kan meja lo, kita jadi ga enak tau." Dewi tampak memohon sedangkan Aya sibuk dengan aktivitas makannya.
"Gapapa, lagian gue emang udah selesai makan kok." Tukas Aldi lalu bangkit dari tempatnya. "Tuhkan dia pergi." Dewi berdecak jengkel pada Aya.
"Ya bagus dong, kita jadi bisa lanjut ghibah seenaknya." Dewi terdiam sesaat, kemudian menyetujui kalimat Aya dengan dua jari berbentuk "Ok." Cukup mudah membalikan suasana hati Dewi, hanya dengan kata 'ghibah' suasana hati Dewi akan membaik seperti sedia kala.
Meskipun terlihat cuek - cuek saja, dalam hatinya ia merasa tidak enak pada Aldi, padahal ia tau kalau Aldi sebenarnya belum makan sama sekali, karena tidak ada tanda - tandanya. Aya hapal kebiasaan Aldi yang kalo abis makan pasti sebat sekuy dulu.
***
Mading dilorong kampus terlihat agak ramai dikerumuni oleh beberapa manusia hingga membuat Aya dan Dewi penasaran, apa yang mereka lihat disana.
Lowongan Event Orginzer
Dicari mahasiswa yang bersedia untuk menjadi EO, untuk keperluan acara ulang tahun kampus yang ke-5, Daftarkan diri anda segera dengan mengirim CV ke email, atau contact person dibawah ini.
0817892xxxxx – Satria.
Satria88@gmail.com
Papan pengumuman yang membuat beberapa mahasiswa tingkat menengah hingga akhir tertarik untuk melihatnya.
"Ay, ini kesempatan kita ngumpulin poin kan, biar nanti gampang sidang skripsi?"
Dikampus ini, poin sebagai volunteer atau sebagai panitia acara sangatlah penting untuk keperluan sidang skripsi disidang akhir nanti. Apalagi bagi mahasiswa tingkat menengah hingga akhir, mereka harus mengumpulkan poin sebagai tanda mahasiswa aktif dikampus agar tidak menunda sidang skripsi dan lulus tepat waktu.