Langkah Cinta

YanuarSandieWijaya
Chapter #14

Ada Kamu

Tidak perlu mencari kesibukan lain jika sudah ada kamu dihari hariku.

***

Aya harus benafas terengah – engah dan memompa jantung ketika dia mendapati waktu menunjukkan pukul tujuh pagi, padahal kelas dimulai setengah jam lagi. Hari ini ada kelas Pagi dari dosen yang paling Aya takutkan. Aya mengutuk dirinya sendiri, karena semalam ia tidak bisa tidur hanya karena mikirin Aldi atau yang bisa ia sebut sebagai mantannya.

Gelisah karena laju bus tidak seperti yang diinginkan. Aya memutuskan untuk berlari menuju kampus yang jaraknya tinggal dua halte busway lagi, namun jika laju bus seperti ini terus ya mending lari. Aya berlari dipinggir trotoar jalanan dan berharap waktu melambat, setidaknya untuk saat ini saja, ia ingin waktu memihak padanya.

Cipratan dari beceknya jalan karena bekas hujan semalam harus Aya terima dari mobil yang melaju kencang dipinggir trotoar hingga membuat Aya bersungut sebal.

"Woy!! Buta mata lo?! Ada orang dipinggir jalan!" Tentu saja omelan Aya tidak akan pernah sampai ke telinga pengemudi mobil yang barusan. Aya memejamkan matanya mengepalkan tangan kuat – kuat berusaha menahan geramnya lalu mengela nafas berat.

"Kenapa ya hari gue harus kaya gini.” Aya bersungut, melihat dirinya yang kacau.

Sebuah mobil dari belakang Aya menepi dipinggir jalan. Ternyata sosok Aldi muncul dari balik kaca mobil yang menepi itu. Aya sempat memutar bola matanya ketika mendapati Aldi.

"Lo telat? Ayo ikut gue aja." Seru Aldi, Aya sempat ragu, namun ia harus cepat sampai kampus, kalau tidak, huruf D akan terlampir lagi di KHSnya semester ini dan mengulang satu tahun hanya untuk satu mata kuliah.

Lagian emang harusnya gini, orang yang bikin gue gabisa tidur semalem harus tanggung jawab. Batin Aya.

Tanpa pikir panjang lagi, Aya lantas menghampiri mobil Aldi, membuka pintunya dan mengambil tempat di bangku passanger sebelah supir yang mengendarai mobil supaya baik jalannya hey.

Melihat Aya yang tampak kacau, Aldi mengeluarkan kotak tissue ketika Aya sudah duduk dikursi penumpang, agar Aya bisa membersihkan dirinya dari keringat dan bekas noda yang barusan.

"Makasih." Ucap Aya singkat. Senyum simpul tergambar diwajah Aldi ketika mendengar Aya berterima kasih padanya.

"Kelas siapa sekarang?" Tanya Aldi ditengah perjalanan.

"Kelas pak Adi." Jawab Aya dengan nada suara agak panik.

Aldi melajukan mobil dengan cepat ketika mendengar nama yang keluar dari mulut Aya, Pak Adi adalah dosen yang dikenal oleh semua mahasiswa satu jurusan, sulit bagi semua mahasiswa untuk sekedar mendapat nilai C darinya.

Manuver – maneuver tajam yang diciptakan Aldi mampu membuat mobilnya menyalip setiap mobil dijalanan, tidak lepas dari umpatan dan klakson pengendara lainnya. Aya menutup wajahnya dengan tangan karena ketakutan, beberapa kali tubuhnya tergonjang ganjing karena belum sempat mengenakan seatbelt. Dalam hati ia mengumpat sekaligus memohon, tidak ada yang bisa ia lakukan lagi selain berserah diri pada kemampuan menyetir Aldi dan juga tuhan yang menentukan takdirnya.

***

Belum berhenti ketegangan Aya sebelum ia sampai membuka pintu kelas. Sesampainya didepan Kampus, Aldi membiarkan Aya turun dari mobil duluan untuk mengejar waktu supaya sampai dikelas tepat waktu. Ketegangan menyelimuti Aya, lebih tegang dibanding menyusuri kamar mayat dirumah sakit.

“NurhAyati.” Nama Aya dipanggil ketika dirinya membuka pintu kelas lalu melempar tasnya kearah Dewi yang kebetulan duduk disamping pintu masuk kelas.

"Hadir pak!" Teriak Aya ditempatnya, membuat Pak Adi menoleh, lalu memberi tanda check pada nama Aya. Akhirnya ia dapat bernafas lega setelah sampai dikelas sebelum absennya terlewat.

Selamat gue.

"Lo darimana aja si?" Tanya Dewi.

"Gue kesiangan."

"Tugas minggu kemarin lo udah kerjain?"

Baru beberapa detik yang lalu Aya bernafas lega, sudah harus jantungan lagi mendengar pertanyaan Dewi yang membuatnya teringat kalau makalah yang sudah siap dikumpulkan ketinggalan dimobil Aldi, dan tidak mungkin dia sempat pergi lagi ke mobil Aldi untuk mengambil makalahnya karena jarak parkiran ke kelas lumayan jauh.

Plis gue mau mati aja. Aya membenamkan kepalanya diatas meja pasrah.

"Jangan bilang lo belom kerjain? " Tanya Dewi otoriter. Aya tidak merespon Dewi.

"Yaudah, kalo gitu gue tunggu Di wisuda gue ya Ay, gue wisuda duluan, bye." Aya menyentakkan kepalanya, lantas menatap Dewi dengan tatapan memohon.

"Dew, please temenin gue kita wisuda bareng ya." Aya menggosokan tangannya seperti orang memohon. "Big No Aya, gue mau wisuda cepet cepet hehehe." Aya menyerah, ia benar benar tidak bisa mengumpulkan tugas itu.

Aya masih ditengah kepanikan namun tiba – tiba Aldi memanggil Aya dari balik pintu kelas yang sedikit terbuka, berniat untuk menyerahkan makalah Aya. Gadis itu bangkit dari tempatnya, berniat menghampiri Aldi. Pak Adi yang masih mengabsen nama mahasiswa membuatnya mudah untuk keluar kelas karena tempat duduknya Aya juga didekat pintu keluar.

"Tugas lo ketinggalan tadi. " Ujar Aldi seraya menyerahkan makalah milik Aya.

Aya selamat lagi dari ancaman nilai D di KHS nya, sudah dua kali seorang mantan menyelamatkannya. Ya, itu Mantan.

"Makasih ya." Ujar Aya. Aldi pun langsung melenggang pergi.

"Gue mencium bau ke–uwuan." Sindir Dewi setelah Aya kembali ke tempat duduknya.

"Apa si, bawel deh lo." Dewi terkekeh melihat reaksi Aya.

***

Aya Dan Dewi sudah duduk dibangku kantin sejak setengah jam yang lalu, suasana kantin ramai seperti biasanya, namun kali ini mereka mendapat tempat duduk karena berhasil berlomba dengan waktu.

Lihat selengkapnya