Langkah Cinta

YanuarSandieWijaya
Chapter #20

Kabar Duka

Daripada menyalahkan keadaan yang tidak mungkin kenyataan akan berubah menjadi apa yang kita inginkan.

Lebih baik belajar menerima dan terus melangkah kedepan yang diiringi dengan doa..

***

Riska masih terisak ketika Dimas sudah dilarikan ke IGD untuk mendapat perawatan, sementara ka Nia yang di sampingnya berusaha menenangkan. Ia masih belum berani untuk bertanya – tanya bagaimana mereka bisa mengalami kejadian ini.

"Kamu gapapa? Kayaknya kamu harus dapat perawatan juga." Nia prihatin dengan luka lecet di lengan apalagi kepala Riska.

"Saya gapapa." Riska berbohong, padahal ia merasa ngilu di kepalanya namun ia berusaha menahannya.

"Tapi mau gimana pun itu luka kamu harus diobatin." Sudah beberapa kali Nia membujuk Riska yang akhirnya luluh juga, Dengan perlahan mereka bangkit. Riska akhirnya mendapat perawatan untuk mengobati lukanya yang lumayan memprihatinkan, luka dikepala nya membuat Dokter mengatakan bahwa Riska harus di rawat di Rumah Sakit.

***

Aya datang ke lapangan basket sendirian, tidak ada Dimas, ia sudah menelepon beberapa kali tapi tidak ada jawaban darinya. Hingga kali ini dia masih mencoba menelepon Dimas untuk kesekian kalinya.

"Ck, Dimas kemana sih?" Aya bersungut seraya melihat layar gawainya setelah tidak ada jawaban dari Dimas. Gadis itu menghela nafas gusar.

Menyerah dengan waktu dan keadaan, Aya duduk di atas tanah, ia meringkuk memeluk kedua lututnya lalu membenamkan wajahnya, sambil berharap Dimas akan segera sampai, Tanpa sepengetahuannya, tentu Dimas tidak akan datang hari ini.

Getaran panjang diponsel Aya mendistraksi lamunannya, dengan cepat ia coba lihat ponselnya, berharap Dimas yang menelepon, namun yang tertera Diponselnya justru nama ka Nia, membuat dahi Aya mengernyit.

"Halo ka?" Aya yang pertama kali berbicara di telepon.

"Aya kamu dimana?" .

"Baru pulang kampus ka, Kenapa?"

"Kamu bisa ke rumah sakit?" Aya mengernyit mendengar kata rumah sakit.

"Siapa yang sakit ka? Kaka sakit?"

"Dimas kecelakaan Ay." Seketika bahu Aya menegang, ia hampir menjatuhkan ponsel dari genggamannya.

"Dirumah sakit mana ka?" Kini nada suaranya menjadi getir.

"Nanti kaka kirim lokasinya, kamu tenang aja, Dimas udah di IGD jadi kaka mohon kamu jangan buru – buru jangan panik ya."

"Iya ka.” Aya memutus panggilan, sebelum bangkit dari tempatnya, cepat – cepat ia melenggang pergi dari lapangan basket.

***

Langit sudah diselimuti oleh kegelapan ketika Aya sampai dirumah sakit, setelah turun dari ojek online, ia melangkah ke Rumah Sakit dengan langkah besar, Siapapun bisa melihat ke khawatiran di wajahnya.

Ka Nia melihat Aya berlari di lorong rumah sakit ketika ia menoleh, lantas bangkit dari tempatnya menyambut kedatangan Aya yang gelisah.

"Dimas dimana ka?" Tanya Aya tidak sabaran dengan nafas terengah – engah.

Lihat selengkapnya