Langkah Cinta

YanuarSandieWijaya
Chapter #22

Kenyataan Dan Mimpi Buruk

Disaat aku berharap semesta dapat berpihak, kenyataan justru mematahkan semuanya.

Seorang manusia tidak selamanya kuat dan tidak selamanya rapuh, ada saatnya keadaan memaksa mereka menjadi sebaliknya.

***

Setelah meninggalkan Dimas dan Riska dikamarnya, Aya bersandar pada dinding didepan kamar Dimas. Kejadian yang barusan ia alami membuatnya harus berperang dengan rasa sakitnya, khawatir, putus asa, semua perasaan dan pikiran negatif menyelimuti dirinya, namun setidaknya masih ada harapan.

Ia berharap dugaannya bisa di patahkan oleh kenyataan yang menantinya.

Masih sibuk dengan semua pikirannya dan perasaannya yang di perangi, Aya mendengar langkah kaki yang mendekat, ketika menoleh ia mendapati Salma yang sepertinya telah selesai dengan urusannya sedang melangkah ke arahnya.

Aya pun bergegas bangkit dari tempatnya.

"Gimana Sal?" Khawatir tergambar jelas pada mimik wajah Aya sementara Salma mengatupkan bibirnya.

"Dimas mengalami amnesia sebagian, Dia ingat masa lalunya tapi dia ga inget sama memori nya yang baru terbentuk makanya dia ga ngenalin lo." Mendengar hal itu Aya lantas mendekap mulutnya sendiri disusul air mata yang lolos begitu saja dari pelupuk matanya, langit di atasnya terasa runtuh begitu saja.

Bagaimana bisa Dimas lupa dengan Aya, dia hanya mampu mengingat ingatan masa lalunya jauh sebelum ia mengenal Aya. Apa kabarnya kenangan yang mereka bentuk selama mereka mengenal?

Salma bergerak mendekati Aya, tangannya meraih bahu Aya yang luruh lemas seperti butuh sandaran.

"Apa itu artinya Dimas bakal benar – benar ngelupain gue?" tanya Aya dengan suara lirih, sementara Salma hanya bergeming. Dengan gerakan yang lembut Salma raih kepala Aya lalu mendekapnya ke dalam pelukan, seperti mengerti bahwa ia butuh sandaran saat ini.

"Dokter bilang kalo di biarin, Dimas perlahan – lahan bisa lupa sama semua ingatannya, tapi kita masih bisa berharap kalo Dimas bisa sembuh." Ujar Salma seraya mengusap pelan kepala Aya.

Gadis itu tak mampu berkata – kata lagi, ia hanya bisa menangis di pelukan Salma, sementara Salma membiarkan Aya menguras Emosinya saat ini, karena itulah yang ia butuhkan saat ini. Ternyata kenyataan yang ia harapkan justru di patahkan begitu saja oleh alam semesta. Duka tidak sepenuhnya surut, di balik bahagia yang menepi, sedih itu justru masih ikut menyelimuti.

***

Dimas masih terlihat bercengkrama dengan Riska di tempatnya, Aya yang melihatnya merasa begitu cemburu namun tidak ada yang bisa ia lakukan.

Dimas tersenyum melihat Salma yang baru masuk lagi ke kamar Dimas, ia membagi tatapannya juga pada Aya, namun tatapan itu benar – benar seperti orang yang tidak pernah megenal sama sekali.

"Sal, dia siapa?" tanya Dimas dengan nada berbisik, Aya yang mendengarnya dari belakang Salma justru menunduk, sesak begitu menghujam dada Aya saat ini, Apa Dimas yang selama ini ia kenal, benar – benar tidak mengingatnya sedikitpun, hingga harus bertanya seperti itu?

Salma menoleh pada Aya lantas meraih tangannya berniat untuk menguatkan Aya. "Dia temen gue." Jawab Salma.

"Lo ga pernah cerita kalo lo punya temen baru." kalimat Dimas yang benar – benar polos seperti itu, membuat Aya harus menahan isakannya agar tidak terdengar, ia masih berusaha membangun benteng pertahanannya. Aya sangat ingin berhamburan memeluk Dimas saat ia bangun seperti ini, namun yang terjadi malah Dunianya di jungkir balikan oleh kenyataan.

Salma menghela napas berat, melihat sahabatnya yang seperti itu sungguh membuat Salma tidak tega. "Dimas, lo itu hilang ingatan." Pernyataan Salma yang barusan membuat Dimas mengernyit.

"Kalo gue hilang ingatan gue ga bakal inget lo kali Sal, Bahkan ga inget Riska juga." Ujar Dimas seraya membagi tatapannya pada Salma dan Riska.

"Dimas, ini Aya, cewek yang lo kenal selama ini, bahkan lo deket banget sama dia. Selama ini lo koma, Dia yang selama ini nemenin lo. " Nada bicaranya terdengar begitu emosional. Salma memksa Aya berdiri di hadapan Dimas.

Pemuda itu menatapnya lamat – lamat hingga menyipitkan matanya.

Tiba – tiba suara nyaring dari terdengar, membuat kepalanya pening hingga ia menekan sebelah bagian kepalanya dengan tangan sampai meringis.

Lihat selengkapnya