"Kenapa Rin? Kamu kenal nama itu?" Tanyaku ketika melihat respon Arina yang tampak terkejut.
"E, enggak mas. Aku nggak kenal."jawabnya namun penuh keraguan.
"Lalu apa maksudmu sampai kamu istigfar gitu." Tanyaku curiga.
"Oh, eh, i..ini mas tiba-tiba gigiku ngilu sekali ja..jadi aku refleks gitu aja." Jawabnya gugup.
Bapak, Mbak Asya dan sekarang Arina, ada yang aneh dengan tingkah mereka saat nama itu di sebut. Ada apa?
"Mas, ini sudah jam setengah 9. Mas Agung nggak ngajar?" Ucapan Arina mengalihkan pikiranku. Baiklah aku sepertinya harus menunda menanyakan tentang Aya itu pada mereka. Bergegas aku membersihkan diri dan bersiap berangkat mengajar.
Aku dan Andi sedang menikmati semangkuk soto ayam di kantin sekolah setelah menunaikan sholat. Masih ada satu kelas setelah ini, dan aku harus mengisi tenaga terlebih dahulu.
"Ibu sudah sadar." Kataku sambil menelan sesendok nasi yang tersisa.