Cahaya Bidadari

Ayyana Haoren
Chapter #1

Sebuah impian #1

Semilir angin berhenbus begitu sejuk, krudung putih berkibar seirama dengan angin dan pepohonan yang bernyanyi.

Hamparan bungan-bunga kuning mengelilingi tubuhku, suara buru-burung berkicau begitu merdu, ribuan kupu-kupu terbangan dan hinggap di tubuhku.

Akupun terhempas, di atas bunga kuning itu, wangi semerbak seolah-olah aku sedang berada di surga.

Aku terbebas. Terbebas dari kejamnya dunia ini. Tak ingin rasanya aroma wangi ini hilang dari penghirupanku.

Mataku terpejam, menikmati setiap wewangian dan suara indah di sekitarku.

"Almayra syafira, maukah kau menikah denganku?"Ajak seorang laki-laki berkuda putih. Begitu gagah, tegak, dan berwibawa. Dia hanya mengulurkan satu tanganya ke arahku. Sontak saja kedatannya membuatku kaget dan mematung.

Aku hanya diam, menatap pesona indahnya. Namun heranya kenapa lelaki itu menutup sebagian wajahnya. Wajahnya tertutup oleh sorban yang ia kenakan.

"Almayra Safira, maukah engkau menikah denganku, dan menjadi bidadari surgaku ,"Ajaknya kembali mengagetkan lamunanku.

Dengan patuhnya aku hanya menganggukan kepala dan menyetujui permintaanya.

Lalu Dia pun, memasangkan mahkota lingkaran, berhias bunga. Kemudian setelahnya menyambut, dan membantuku untuk menaiki kuda putihnya.

Dengan penuh percaya diri aku duduk tepat dihadapannya. Dia begitu gagah menunggangi kuda putih itu bersamaku.

Sampai pada akhirnya kuda itu berhenti tepat di depan kastil megah, berwarna putih. Dengan hamparan bunga-bunga yang jauh lebih indah dari sebelumnya.

"Ini hadiah untukmu?"Ucapnya lalu mengajaku turun dari kuda dan menggendongku.

Kini dia pun, membopongku memasuki kastil yang begitu indah itu. Dengan tinggi yang menjulang, bagunan-bangunan kokoh. Lampu hias berserakan di setiap sudut dan atap.

Hidupku seakan masuk ke dunia dongeng. Namun keindahan itu, tak menghentikan pandanganku untuk mengaggumi dan memandangi sosok yang lebih indah, yang tak lain adalah lelaki yang membopongku.

"Apa engkau sudah siap?"Tannya lelaki itu saat sudah meletakanku di atas tempat tidur yang di penuhi taburan bunga mawar.

Lihat selengkapnya